bt_bb_section_bottom_section_coverage_image

Aeromonas si Kambing Hitam

December 20, 2021by hewania0

Hewanians, bila kamu adalah pecinta koi, tentu tidak asing dengan kata “Aeromonas”. Koi yang menunjukkan gejala tubuh dengan gurat-gurat merah (erythroderma), koreng (ulcer), kerusakan insang, serta kematian massal selalu diidentikkan dengan “penyakit Aeromonas”. Akan tetapi apakah “penyakit Aeromonas” benar merupakan penyebab dari gejala-gejala tersebut?

Aeromonas Ada di Air dan di Tubuh Ikan

Aeromonas merupakan bakteri gram negatif, bersifat motil karena memiliki flagella, dan berbentuk batang dengan ukuran 1 x 2,0-4,5 µm. Terdapat dua spesies Aeromonas yang umumnya menginfeksi koi yaitu Aeromonashydrophila dan Aeromonas salmonicida. Infeksi yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas sp. disebut Aeromoniasis.

Namun, tahukah kamu, Aeromonas sp. sebenarnya hidup dan terdapat di air kolam dan di tubuh ikan itu sendiri. Bahkan penelitian menunjukkan pada permukaan tubuh ikan yang tidak menunjukkan gejala penyakit terdapat sebanyak 100 juta koloni bakteri Aeromonas sp. Oleh karena itu, infeksi yang disebabkan oleh Aeromonas sp. bersifat oportunistik yang berarti infeksi baru akan terjadi jika dipicu oleh faktor-faktor tertentu (predisposisi).

Aeromonas Dipicu Stress atau Parasit

Faktor predisposisi yang seringkali memicu infeksi Aeromonas sp. yaitu stress dan infestasi parasit. Stress pada ikan sebagian besar disebabkan oleh parameter air kolam yang tidak ideal. Ikan yang stress karena parameter air tidak ideal memiliki gejala antara lain tidak berenang aktif dan hanya berkumpul diam di salah satu bagian kolam, berusahamelompat keluar dari kolam (jumping), serta meningkatnya respiration rate yang dapat dilihat dari gerakan operkulum ikan. Ikan yang mengalami stress akan rentan terhadap penyakit apalagi Aeromonas sp. selalu ada di air dan tubuh ikanitu sendiri.

Infestasi parasit pada tubuh ikan juga menjadi faktor predisposisi dari infeksi Aeromonas sp. Parasit yang dapat menginfestasi tubuh koi dapat berupa cacing (flukes), crustacea, dan protozoa. Parasit crustacea seperti kutu jarum (Lernea sp.) dan Argulus sp. dapat dilihat dengan mata telanjang namun untuk melihat adanya cacing dan protozoa pada ikan perlu pengamatan dengan bantuan mikroskop. Parasit-parasit tersebut seringkali menyebabkan luka danmenimbulkan rasa tidak nyaman pada ikan sehingga ikan seringkali menggesekkan tubuhnya pada dinding atau lantaikolam (flashing). Luka yang disebabkan oleh gigitan parasit dan gesekan pada permukaan kolam menjadi pintu masukAeromonas sp ke dalam tubuh ikan.

Dari hal-hal di atas dapat disimpulkan bahwa penanganan infeksi Aeromonas sp. harus dilakukan secarakomperehensif. Pengobatan infeksi Aeromonas sp. selain dengan antibiotik perlu juga memerhatikan parameter air kolam dan adanya infestasi parasit. Jika pengobatan hanya berfokus pada infeksi Aeromonas sp. maka yang terjadi adalah infeksi akan terulang kembali selama parameter air kolam belum ideal dan parasit belum diberantas atau bahkan infeksi tidak dapat sembuh sama sekali selama dua hal tersebut belum ditangani.

Oleh karena itu, bagi Hewanians pecinta koi, tentu harus memahami betul upaya-upaya terciptanya air kolam yang ideal bagi koi serta mampu mengenali gejala ikan yangterjangkit parasit sebelum menyalahkan si “Aeromonas”. Bila memerlukan bantuan dari pakarnya, kamu bisa menggunakan layanan konsultasi dokter hewan di Hewania. Tersedia beragam pilihan dokter hewan dan jadwal konsultasi yang bisa kamu pilih sesuai keinginanmu. Ada juga informasi-informasi terbaru seputar kesehatan hewan yang bisa kamu baca setiap minggunya di sini.

 

Writer: drh. Handi Putra Usman

Editor: Jessica Patricia Tanjung

Leave a Reply

hewania
appstore
playstore
Hewania HQ

PT Hewania Solusi Digital

Boulevard Elang Laut Blok D 50, Jl. Pantai Indah Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara 14470
+62 812 3000 9607
Anda Dokter Hewan?

Mari Berkolaborasi Mengedukasi Masyarakat Indonesia tentang Kesehatan Hewan!

Daftar Sekarang!