bt_bb_section_bottom_section_coverage_image

Distemper pada Anjing: Virus Mematikan yang Sering Dikira Flu

September 7, 2022by Galih Primananda0

Hewanians, virus distemper merupakan salah satu virus yang sangat berbahaya untuk anjing, terutama untuk kamu yang punya anjing berumur kurang dari 1 tahun. Tidak seperti penyakit virus parvo yang bersifat akut, gejala virus distemper bisa bertahan berbulan-bulan bahkan saat anjing sudah menjadi survivor. 

Penyebarannya yang sangat mudah lewat udara juga menyebabkan virus ini ada dimana-mana. Tetapi jangan terlalu khawatir karena meski berbahaya, penyakit ini memiliki tingkat keberhasilan pencegahan yang tinggi. Yuk kita pelajari lebih lanjut supaya kamu bisa melindungi anjing kamu!

Baca juga: General Check Up untuk Anjing Senior. Apa Saja yang Harus di Check?

Apa itu Distemper?

Distemper merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus distemper. Virus tidak hanya menyerang anjing namun juga rubah, rakun, musang, dan hewan lainnya. Penyakit ini menyerang berbagai organ tubuh, mulai dari saluran pernapasan, saluran pencernaan, kulit, bahkan menyerang sistem saraf pusat.

Apa Saja Gejalanya?

Gejala virus distemper dimulai dari timbulnya leleran di mata dan hidung yang berwarna kekuningan, yang seiring dengan waktu diikuti oleh gejala pernapasan, pencernaan, dan gejala syaraf. Gejala bisa muncul sampai 14 hari setelah anjing terpapar. Berikut gejala-gejala distemper yang bisa diamati oleh owner:

  • Bersin
  • Batuk
  • Kurang nafsu makan
  • Demam
  • Muntah
  • Diare
  • Hiperkeratosis pada pad
  • Pruritus pada kulit

Beberapa anjing yang terkena virus distemper awalnya tetap mau makan namun batuk-batuk, hal inilah yang menyebabkan banyak pemilik hewan yang mengira anjing mereka hanya terkena flu biasa.

Saat virus sudah menyerang sistem syaraf anjing, gejala yang muncul akan lebih ke arah gangguan syaraf, menyebabkan distemper sering dikira sebagai penyakit rabies juga. Gejala syaraf ini juga bisa muncul berbulan-bulan dari saat anjing terdeteksi distemper dan sudah menjadi survivor. Gejala gangguan syaraf yang dimaksud meliputi:

  • Head tilt atau kepala miring
  • Gerakan mengunyah-ngunyah tidak terkontrol
  • Circling yaitu anjing selalu berjalan memutar
  • Liur berlebihan
  • Paralisis atau lumpuh
  • Kejang (bisa berulang kali)
  • Otot berkedut atau muscle twitching yang sangat khas di penyakit distemper

Bagaimana Cara Penularannya?

Virus distemper ditularkan lewat kontak langsung dengan anjing yang terinfeksi, airborne (penularan lewat udara), dan juga bisa dari plasenta dari Ibu ke anak. Namun virus distemper ini tidak bisa bertahan lama di lingkungan dan bisa dibersihkan dengan sebagian besar desinfektan. Anjing yang paling rentan terkena virus distemper adalah anjing muda dibawah 1 tahun dan belum pernah divaksinasi.

Apabila Anjing Kamu Terkena Distemper, Bagaimana Penanganannya?

Virus distemper belum ada obatnya hingga saat ini, sehingga penanganan yang diberikan bersifat simptomatis atau berdasarkan gejala. Penggunaan antibiotik dan antiradang diberikan untuk menekan gejala dan infeksi bakteri sekunder yang terjadi akibat virus yang menyebabkan sistem imun kolaps.

Infus diberikan kepada anjing yang lemas, tidak mau makan, dan memiliki gejala pencernaan seperti muntah dan diare. Tujuan pemberian infus adalah untuk mencegah kondisi dehidrasi yang memperparah penyakit dan kondisi tubuh anjing. Selain itu juga pasien distemper bisa diberikan obat syaraf seperti anti kejang apabila sudah menunjukan gejala syaraf.

Baca juga: Baru Adopsi Anabul? Simak 5 Tips Menjaga Kesehatan Anabul Baru Kamu!

Bagaimana Mencegah Virus Distemper?

Walaupun penyakit ini sangat mengerikan dan berakibat fatal, vaksinasi terbukti sangat efektif untuk mencegah penyakit ini. Vaksin distemper disarankan diberikan saat anjing berumur 8 minggu, 12 minggu, dan 16 minggu untuk jaminan proteksi yang lebih baik.

Setelah itu vaksin distemper diulang setiap tahun bersama dengan vaksin inti yang lainnya. Saat anjing kamu belum dapat vaksin komplit, sangat disarankan untuk menghindari tempat-tempat dimana anjing banyak berkumpul, seperti dog park, dog club, pantai, dan bergabung dengan anjing liar yang tidak diketahui status vaksinasinya.

Writer: Drh Talita Milani

Editor: Galih Primananda Mulyana

Leave a Reply

hewania
appstore
playstore
Hewania HQ

PT Hewania Solusi Digital

Boulevard Elang Laut Blok D 50, Jl. Pantai Indah Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara 14470
+62 812 3000 9607
Anda Dokter Hewan?

Mari Berkolaborasi Mengedukasi Masyarakat Indonesia tentang Kesehatan Hewan!

Daftar Sekarang!