bt_bb_section_bottom_section_coverage_image

Virus Feline Panleukopenia: Penyakit Mematikan Momok Utama Pemelihara Kucing

Hewanians, sebagian besar dari kamu pasti pernah mendengar tentang Virus Feline Panleukopenia atau sering disingkat menjadi virus panleu atau FPV. Penyakit yang menjadi momok utama pemelihara kucing terutama anakan kucing ini juga dikenal sebagai distemper kucing atau parvo kucing.

Feline Panleukopenia disebabkan oleh virus parvo kucing yang umumnya menyerang anak-anak kucing yang berusia kurang dari 5 bulan, namun juga bisa menyerang kucing dewasa sakit, kucing yang memiliki masalah imun, dan juga kucing yang belum pernah mendapat vaksin, usia berapapun kucing tersebut. Meski sangat menular ke kucing lain, tetapi penyakit ini tidak menular ke manusia atau ke spesies hewan lainnya seperti anjing.

Penyakit Feline Panleukopenia ini bersifat fatal karena tingkat kesembuhan yang rendah dan tingkat kematian yang tinggi pada kucing yang terjangkit. Selain itu penularan FPV juga cepat terhadap kucing lain dan virus bisa bertahan di lingkungan dalam waktu yang lama menyebabkan penanganan terhadap kucing yang terkena FPV cukup menantang.

Sampai saat ini FPV belum ada obatnya dan hanya vaksinasi yang terbukti efektif mencegah kucing terkena FPV. Meski tidak ada obatnya, tingkat kesembuhan bisa meningkat apabila kucing mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Untuk itu mari kita kenali gejalanya dan penanganan apa yang bisa diberikan untuk menyelamatkan kucing yang terkena FPV!

Gejala Kucing Terkena Virus Feline Panleukopenia

Kucing yang terkena Virus Feline Panleukopenia tidak langsung menunjukan gejala. Ada masa inkubasi, yaitu masa saat virus bereplikasi di dalam tubuh sebelum akhirnya tubuh menunjukan gejala sakit. Masa inkubasi itu adalah sekitar 3-7 hari setelah kucing terinfeksi. Gejala yang umumnya timbul meliputi:

  • Demam
  • Muntah
  • Diare yang kelamaan bisa menjadi diare berdarah
  • Tidak mau makan
  • Dehidrasi
  • Depresi
  • Gemetar
  • Kesakitan di daerah perut
  • Lemas

Apabila infeksi sudah parah, gejala seperti hipotermia, shock karena sepsis, dan masalah pembekuan darah bisa terlihat pada kucing. Penting juga untuk diketahui, pada kasus perakut yang umumnya terjadi di anakan kucing umur kurang dari 8 minggu, kematian mendadak tanpa diikuti gejala lain bisa terjadi.

Apakah Bisa Kucing yang Selalu Tinggal di Dalam Rumah dan Tidak Kontak dengan Kucing Lain Mendapatkan Virus Ini?

Ya, kemungkinannya tetap ada. Virus Feline Panleukopenia ditularkan lewat air liur, muntahan, dan diare kucing yang terinfeksi. Permasalahannya adalah virus bisa bertahan di lingkungan dalam waktu berbulan-bulan dan resisten terhadap sebagian besar desinfektan, sehingga tanpa kontak langsung dengan kucing sakit pun kucing rumahan bisa terpapar virus ini lewat benda-benda yang terkontaminasi virus dan tidak sengaja terbawa ke rumah seperti air minum, baju, atau sepatu.

Apa Saja Tes yang Diperlukan untuk Mendiagnosa FPV?

Pemeriksaan fisik sangat diperlukan dalam mendiagnosa FPV sebelum dilanjutkan dengan penggunaan test kit antigen yang umum tersedia di klinik-klinik hewan di Indonesia. Tes darah juga sering disarankan untuk melihat derajat anemia dan keparahan rendahnya sel darah putih yang umum terjadi di kasus Virus Feline Panleukopenia . Tes feces juga dilakukan untuk melihat adanya kemungkinan lain diare atau infestasi parasit ikutan pada kasus ini, contohnya kecacingan.

Penanganan Kucing yang Terkena FPV

Tingkat kesembuhan kucing yang terkena FPV lebih rendah dari 40% terutama pada kucing yang belum pernah divaksin, namun penanganan yang cepat dan tepat bisa membantu meningkatkan persentase kesembuhan dari penyakit ini.

Penanganan yang umumnya dilakukan oleh dokter hewan pada kucing yang terkena Virus Feline Panleukopenia adalah penanganan simptomatis karena FPV belum ada obatnya sejauh ini. Penanganan simptomatis dilakukan untuk membantu memperbaiki kondisi tubuh saat tubuh melawan virus menggunakan sistem imunnya sendiri. Penanganan simptomatis yang dilakukan umumnya sebagai berikut:

  1. Terapi cairan berupa infus untuk menangani dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit parah yang umumnya terjadi
  2. Anti muntah untuk mengatasi muntah-muntah yang memperparah kondisi dehidrasi.
  3. Antibiotik melawan infeksi bakteri sekunder/ikutan yang umum terjadi pada infeksi virus ini. Infeksi bakteri umumnya terjadi di organ pencernaan yang memperparah gejala kucing yang terinfeksi.
  4. Obat cacing apabila ditemukan infeksi kecacingan yang mengikuti, namun biasa diberikan saat gejala sudah mereda dan tidak ada muntah.

Pencegahan Agar Kucing Kamu Tidak Terkena FPV

Selain penyakit FPV ini sangat berbahaya, biaya terapinya pun termasuk mahal karena kucing membutuhkan perawatan intense dan juga obat-obatan injeksi serta isolasi di ruangan khusus untuk mencegah penularan ke kucing lain. Namun kabar baiknya vaksin melawan Virus Feline Panleukopenia terbukti sangat efektif mencegah kucing kamu terkena penyakit mematikan ini.

Vaksin yang disarankan pada kucing dimulai di umur 8 minggu untuk mencegah vaksin gagal karena antibodi maternal dari Ibu, dan diulang dengan jarak 3-4 minggu sampai kucing berusia 16 minggu. Setelah kucing kamu mendapat vaksinasi komplit, barulah aman untuk bergabung dengan kucing lain.

Vaksinasi tahunan pada kucing dewasa juga diperlukan untuk mencegah FPV. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan antibodi kucing dewasa terhadap virus tersebut.

Kesimpulan

Virus feline panleukopenia merupakan penyakit yang berbahaya bagi kucing. Segera periksakan hal ini dengan melakukan konsultasi dokter hewan secara online di Hewania. Tersedia berbagai pilihan dokter hewan yang bisa kamu pilih.

Writer: drh Talita Milani

Editor: Galih Primananda Mulyana

 

Leave a Reply

hewania
appstore
playstore
Hewania Head Office

PT Hewania Solusi Digital

Boulevard Elang Laut Blok D 50, Jl. Pantai Indah Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara 14470
+62 812 3000 9607
Anda Dokter Hewan?

Mari Berkolaborasi Mengedukasi Masyarakat Indonesia tentang Kesehatan Hewan!

Daftar Sekarang!