Hewanians, jamur bisa memberikan efek yang buruk bagi bulu kucing. Parasit ini bahkan bisa membuat bulu kucing rontok dan tidak sehat.
Alopecia, atau kerontokan bulu pada kucing, merupakan masalah umum yang kerap menyerang hewan menggemaskan ini. Kerontokan ini bisa terjadi pada sebagian atau keseluruhan bulu kucing.
Tak hanya menimbulkan kerontokan, alopecia dapat membuat kulit di sekitarnya mengalami masalah lain seperti kemerahan, benjolan, hingga koreng. Berikut ini informasi lengkap soal kurap pada kucing yang bisa sebabkan bulu rontok.
Baca juga: 4 Cara Merawat Kucing Persia Peaknose Agar Bulunya Tidak Rontok
Apa Penyebab Bulu Kucing Rontok?
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan bulu kucing menjadi rontok, yaitu:
- Alergi
- Parasit yang dapat menyebabkan kudis
- Infeksi jamur seperti ringworm atau kurap
- Faktor usia
- Keturunan
Apa Itu Kurap Pada Kucing?
Menurut Cornell University, kurap merupakan salah satu masalah kulit yang paling sering menyerang kucing. Tak hanya berbahaya pada kucing, kurap juga bersifat zoonosis, penyakit yang bisa menular ke manusia.
Sesuai dengan namanya, ringworm atau kurap pada kucing dicirikan dengan penampilannya yang mirip cincin yang bulat agak kemerahan. Terkadang nama ringworm banyak disalah artikan sebagai penyakit yang disebabkan oleh cacing.
Padahal, ringworm disebabkan oleh infeksi dari jamur bernama dermatofit. Pada kucing, spesies dermatofit bernama microsporum canis merupakan spesies yang paling sering menyebabkan kurap pada kucing.
Saat berhasil menginfeksi tubuh inang, jamur ini kemudian berkembang dan kemudian mencerna keratin, sebuah zat protein yang merupakan komponen utama dari rambut dan kuku kucing. Ketika mengkonsumsi keratin ini, jamur tersebut dapat berkembang biak dengan cepat.
Bisakah Bulu Kucing Rontok Karena Kurap?
Kurap dapat menyebabkan kerontokan di sekitar area tubuh yang terinfeksi. Area kulit yang terinfeksi bisa benar-benar botak ataupun menjadi lebih tipis. Terkadang, kerontokan ini terjadi secara tidak merata pada tubuh kucing.
Selain membuat bulu kucing rontok, kurap juga bisa menimbulkan gejala-gejala yang paling umum seperti dibawah ini:
- Lesi yang kemungkinan besar muncul pada kulit kepala, dada, kaki depan, ataupun tulang belakang kucing kamu. Meskipun pada awalnya tidak menyebabkan gatal, namun lesi bisa menyebabkan kegatalan parah jika infeksi bakteri terjadi.
- Infeksi pada kuku juga kemungkinan besar terjadi. Kuku kucing akan menjadi kasar dan bagian dasar yang bersisik. Hal ini dapat menyebabkan distorsi pada kuku saat tumbuh.
Dalam kasus kurap yang lebih parah, lesi kulit akan terangkat dan berubah menjadi granuloma, yang biasanya mengeluarkan sejenis cairan.
Pada kucing ras berbulu panjang, biasanya kurap tidak memunculkan gejala klinis sama sekali. Meski sebenarnya gejala kucing yang terkena kurap tidak terlihat terlalu perah, namun perlu dicatat jika penyakit ini sangat menular.
Baca juga: 5 Tanda Masalah Kulit dan Rambut pada Anjing dan Kucing
Penyebab Kurap Pada Kucing
Penyebab utama kurap pada kucing salah satunya adalah tertular dari kucing lain. Penularan ini bisa terjadi baik melalui kontak langsung dengan hewan ataupun orang yang terinfeksi, maupun dengan lingkungan yang terkontaminasi seperti tanah, tempat tidur, sikat, ataupun karpet.
Spora jamur sangatlah kuat dan mampu bertahan hidup di permukaan maupun benda lain hingga 18 bulan. Beruntungnya, jika kulit kucing kamu ada dalam kondisi sehat, jamur ini tidak akan sulit untuk menginfeksi.
Oleh karena itu, pastikan untuk selalu merawat kulit kucing agar selalu sehat dan bersih. Berikut beberapa penyebab kurap pada kucing yang paling umum terjadi:
- Usia: Kucing yang masih berusia muda (kitten) akan sangat rentan terkena penyakit ini. Hal ini karena sistem kekebalan tubuh mereka masih lemah.
- Lifestyle: Kucing yang sering beraktivitas di luar ruangan lebih mungkin terkena kurap. Hal ini karena lingkungan luar bisa terkontaminasi oleh penyakit ini.
- Iklim: Iklim yang lebih hangat dan lembab bisa meningkatkan resiko infeksi kurap pada kucing.
- Lingkungan & Perawatan: Kucing yang hidup di lingkungan padat seperti tempat shelter ataupun yang menerima nutrisi buruk memiliki resiko lebih tinggi terkena kurap.
Cara mengobati kurap pada kucing yang paling umum dilakukan adalah kombinasi antara perawatan topikal dan juga oral sistemik. Berikut ini penjelasan lengkapnya:
- Perawatan Topikal:
Perawatan topikal harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter hewan. Nantinya dokter hewan akan merekomendasikan krim ataupun salep untuk dioleskan pada kulit kucing yang terinfeksi.
Pada ras kucing berbulu panjang, dokter hewan mungkin akan merekomendasikan kamu untuk mencukur bulu kucing seluruhnya. Hal ini diiringi dengan pemberian shampoo yang digunakan setidaknya dua minggu sekali.
Pengobatan topikal biasanya dilakukan dalam jangka beberapa minggu hingga bulan. Tergantung dari kondisi kurap yang menginfeksi kucing.
Setelah melakukan perawatan topikal pada kucing, pastikan untuk selalu mencuci tangan kamu ya! Hal ini untuk menghindari penularan kurap dari kucing ke kulit kamu.
- Perawatan Oral:
Selain menggunakan perawatan topikal, mengobati kurap pada kucing harus dikombinasikan dengan perawatan oral. Ada berbagai rekomendasi obat yang biasa digunakan dalam treatment ini seperti griseofulvin, itrakonazol, dan terbinafine.
Perawatan oral biasanya berlangsung selama minimal enam minggu. Namun, dalam kasus kurap yang lebih parah, pengobatan ini bisa berlangsung lebih lama. Kultur kurap juga akan diambil secara berkala. Hal ini untuk memastikan apakah kucing kamu masih terinfeksi atau sudah sehat sepenuhnya.
Baca juga: Kenali Bahayanya Tungau Telinga pada Kucing dan Anjing, Bagaimana Cara Mencegahya?
Kesimpulan
Itulah informasi soal kurap pada kucing. Kurap merupakan masalah kulit yang wajib kamu waspadai. Apalagi penyakit ini bisa memberikan efek yang buruk bagi kucing, termasuk bulu yang rontok.
Bagi kamu yang sedang mengalami kurap pada kucing, konsultasikan hal ini pada dokter hewan di Hewania. Tersedia berbagai pilihan dokter hewan yang bisa kamu pilih. Selain itu, kamu juga bisa mengatur jadwal konsultasi sefleksibel mungkin.
Tunggu apalagi? Yuk konsultasikan kesehatan hewanmu ke dokter hewan di Hewania!
Writer: Galih Primananda Mulyana.