Belakangan ini trend masyarakat untuk memelihara hewan eksotik mengalami peningkatan, salah satu adalah bangsa reptil. Seperti pada manusia dan hewan peliharaan lainnya, reptil juga bisa terkena penyakit kulit.
Berikut ini penyakit kulit akibat jamur pada reptil:
Penyakit Kulit Akibat Jamur pada Reptil
Seperti spesies hewan lainnya, bangsa reptil juga rentan mengalami masalah kesehatan, salah satu yang rentan menyerang adalah penyakit kulit akibat jamur. Jamur berpotensi menjadi patogen bagi hewan dan manusia. Terdapat lebih dari 300 jenis jamur yang bersifat patogen terhadap hewan dan manusia
Penyakit kulit akibat jamur pada reptil juga bisa terjadi. Penyakit jamur yang sering menginfeksi reptil umumnya disebabkan oleh fungi Ophidiomyces ophiodiicola. Spesies fungi lain seperti Trichophyton terrestre umumnya dapat ditemukan pada kulit reptil dan bersifat asimptomatik , dan ada pula fungi dari genus Chrysosporium yang dilaporkan pernah menimbulkan kasus dermatomycosis pada brown tree snake (Boiga irregularis).
Tanda-tanda Penyakit Kulit Akibat Jamur pada Reptil
Tanda-tanda infeksi penyakit kulit akibat jamur pada reptil adalah hiperkeratosis, nekrosis, perubahan warna kulit ular menjadi kuning kecoklatan dan penebalan kulit.
Gejala lain yang ditimbulkan di antaranya munculnya borok atau koreng pada sisik, nodul (benjolan abnormal) di bawah kulit, molting (pergantian kulit) abnormal, kekeruhan putih pada mata, dan kelainan bentuk wajah yang menyebabkan reptil terlihat kurus.
Penyakit jamur pada reptil menyebabkan lesi yang menyebar cepat pada kepala dan tubuh reptil tersebut. Meski lesi bisa hilang, terdapat perubahan lainnya pada kebiasaan sehari-hari karena infeksi dapat menempatkan reptil pada risiko bahaya lainnya, yakni menjadi predator terhadap sesama.
Selain menimbulkan masalah pada kulit, infeksi jamur pada reptil juga dapat menimbulkan beberapa penyakit pada organ dalam, jamur spesies Aspergillus sp. pada reptil dapat memicu terjadinya infeksi pada pernafasan bagian bawah dan juga peritonitis. Jamur spesies Penicillium dilaporkan dapat menyebabkan infeksi pada saluran cerna.
Hal yang umumnya menjadi faktor penunjang daripada kejadian penyakit kulit akibat jamur pada reptil adalah kelembapan lokasi tempat tinggal dari reptil, apabila cukup tinggi berkisar antara 70% hingga 89% akan memperbesar kemungkinan terjadinya infeksi jamur pada reptil. Selain itu kemungkinan besar dipengaruhi oleh kemampuan reptil berpindah dan memenuhi kebutuhannya terhadap sinar matahari.
Diagnosa Penyakit Kulit Akibat Jamur pada Reptil
Diagnosa penyakit kulit akibat jamur, didasarkan pada gejala klinis yang tampak dan pemeriksaan kerokan kulit dibawah mikroskop untuk menemukan hifa, makrokonidia maupun mikrokonidia fungi. Metode diagnosa lain dapat menggunakan Wood’s Lamp ataupun sinar ultraviolet.
Penanganan dan terapi penyakit yang ditimbulkan akibat jamur adalah dengan pemberian Benzethonium chloride 0,2 %, Malachite green, Methylene blue ataupun antifungal lain seperti Amphotericin – B, Fluconazole, Griseofulvin, Itraconazole, Ketoconazole, Nystatin dan Tolnaftate secara injeksi, topikal atau per oral. Pada pengobatan dengan sediaan salep yang diberikan dengan cara dioleskan tipis pada kulit yang terinfeksi 2-3 x dalam sehari, dengan terlebih dahulu reptil dimandikan dan dikeringkan.
Pengobatan pada kasus penyakit kulit akibat jamur membutuhkan waktu yang lama, berkisar 2-4 minggu, bahkan pada kasus yang parah bisa berbulan-bulan. Pengobatan tetap harus dilanjutkan minimal selama 2 minggu setelah gejala klinis hilang supaya tidak terjadi kambuh.
Hal lain yang perlu diperhatikan selain pemberian obat tersebut adalah tetap perlu dilakukan langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan kendang, pemberian makanan bergizi maupun suplemen dan juga rutin melakukan penjemuran pada reptil.
Kesimpulan
Infeksi jamur pada reptil bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Kamu bisa mengatasi hal ini dengan cara melakukan konsultasi dokter hewan secara online. Tersedia berbagai pilihan dokter hewan yang bisa kamu pilih. Selain itu, kamu juga bisa mengatur jadwal konsultasi secara fleksibel.
Writer: Novendra Sitepu
Editor: Galih Primananda Mulyana