Diare merupakan istilah yang tidak asing lagi bagi pawmates, bahkan hampir setiap pet owner pernah mengalami atau memiliki pengalaman anabulnya menderita diare. Tentu jika anabul diare akan sangat menguras tenaga, waktu dan pikiran bagi para pet owner. Namun hal ini tentu tak menyurutkan niat pet owner untuk tetap memberikan perawatan terbaik untuk anabul tercinta agar merasa lebih baik dan sehat kembali.
Kali ini, akan dibahas mengenai tindakan yang bisa dan tidak bisa pawmates lakukan dirumah saat anabul mengalami diare sebelum pergi ke dokter hewan. Yuk, simak terlebih dahulu pemahaman tentang diare pada anabul khususnya anjing agar pawmates dapat memberikan pertolongan pertama (first aid) pada anabul kesayangan.
Kenapa Anjing Bisa Mengalami Diare?
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan diare pada anjing. Beberapa diantaranya tidak membahayakan anabul, seperti kecenderungan makan rumput pada anjing. Kemudian ada yang bersifat berbahaya, karena kondisi ini dapat muncul sebagai masalah lain, seperti anjing kamu menderita kecacingan atau kanker.
Kamu dapat mengaitkan gejala-gejala tersebut dengan risiko penyebab diare dibawah ini:
- Mengganti makanan secara tiba tiba,
- Memakan sampah atau makanan kotor dan menyebabkan keracunan,
- Infestasi parasit, seperti cacing gilik, cacing pita, cacaing cambuk, dan cacing kait,
- Tak sengaja makan tumbuhan beracun,
- Memakan benda asing, seperti mainan,
- Infeksi virus, seperti parvo virus, dan korona virus,
- Infeksi bakteri, seperti salmonella
- Radang kolon, inflammatory bowel diseas, kanker
- hipersensitif dengan obat tertentu,
- Stres.
Gejala Serius yang Dapat Muncul Akibat Diare pada Anjing?
Gejala anjing yang mengalam diare bisa beragam, tergantung penyebabnya. kasus diare pada anjing yang akut dan biasanya berlangsung 24 jam mungkin kamu harus hubungi dokter hewan kamu, atau jika anabul kamu mengalami diare yang berlangsung lebih dari 1 hari maka kamu harus memperhatikan gejala-gejala yang mungkin muncul akibat diare berikut dibawah ini:
- Lemas
- Muntah
- Demam
- Kehilangan nafsu makan
- Mata cekung
- Merengek sakit perut
- Terdapat darah pada feses (bloody diare)
- adanya bintik putih seperti nasi (indikasi adanya cacing pita).
Bagaimana Bentuk dan Warna Feses Saat Anabul Diare?
Menganalisa feses anabul kamu dapat memberikan clue penting tentang kondisi masalah pencernaan pada anabul kamu loh, selain itu, warna feses anabul kamu dapat memberikan banyak sekali informasi untuk kamu dan juga dokter hewan kamu.
Pengambilan foto feses saat anabul kamu mengalami diare merupakan sebuah ide yang bagus, kemudian segera kirimkan foto tersebut ke dokter hewan kamu, sehingga dokter hewan akan memperhatikan dan memutuskan apabila warna feses tersebut menyiratkan tanda bahwa anabul kamu tidak dalam kondisi baik baik saja, dan harus segera dibawa ke dokter hewan.
Berikut warna feses merupakan kunci untuk menentukan tingkat keparahan penyakit anabul kamu:
- Hijau: Kemungkinan anabul kamu terlalu banyak memakan rumput, dan mereka mencoba untuk meredakan rasa sakit perut mereka akibat hal tertentu.
- Merah bergaris: Tanda adanya perdarahan pada saluran cerna bawah atau pada kolon,
- Hitam: Indikasi adanya perdarahan, namun yang terdampak adalah lambung dan usus halus,
- Kuning: Indikasi adanya tanda gangguan pada hati, kantung empedu, danpankreas,
- Bintik putih, seperti nasi: Indikasi adanya infestasi cacing pita.
Apa yang “Boleh” Kamu Lakukan Saat Anabul Diare?
- Perhatikan pola atau frekuensi defekasi: Umumnya jika anabul mengalami diare, maka frekuensi defekasi akan meningkat bisa 5 sampai 10 x dalam 12 am atau 24 jam. Perhatikan juga konsistensi, warna dan gejala anabul kamu agar data tersebut dapat kamu konsultasikan ke dokter hewan untuk mengetahui tingkat keparahannya,
- Puasakan anabul sejak muncul gejala pertama: Saat anabul kamu mengalami diare, kamu dapat melakukan puasa. puasa dapat kamu lakukan selama 12 jam, tujuannya memberikan kesempatan usus anabul kamu untuk mengosongkan semua material yang ada didalamnya seperti toxin, agen infeksi, dan benda asing dll. Selama 12 jam tidak direkomendasikan untuk diberikan makanan, sekalipun itu treat, tulang, snack, dan yang lainnya yang terjangkau oleh anabul.
- Berikan jenis makanan yang halus: Ketika anabul mengalami diare, berikan jenis makanan yang konsistensinya halus, seperti bubur, yang mudah dicerna, dan diserap oleh tubuh. setelah anabul dipuasakan selama 12 jam, mulailah berikan makanan halus atau wet food setiap 3-4 jam sekali. berikan dengan porsi sedikit-sedikit. Apabila kondisi diare ada perubahan maka perlahan kamu berikan ke makanan reguler, hingga konsistensi feses anabul kamu sudah kembali normal, kamu bisa tambahkan cemilan atau makanan tambahan.
- Berikan antiparasit atau deworm tablet secara ruitn: Pemberian antiparasit seperti cacing, kutu, caplak, pinjal dan tungau penting diberikan ke anabul kamu. Perlu dipahami, anabul khususnya anjing sangat suka berburu dan beraktivitas di kebun, atau halaman rumah, menggali tanah, mengendus tanaman, dan mengais sampah, berguling-guling di taman dan lain lain, kebiasaan ini tentu dapat berisiko anabul terinfestasi parasit dan penyakit dimana dapat menimbulkan diare. Cacing salah satu penyebab umum anabul diare. selain itu, beberapa parasit tersebut dapat menular juga ke manusia atau Zoonosis.
- Konsultasi ke dokter hewan: Lakukan konsultasi ke dokter hewan apabila anabul kamu mengalami diare, jangan tunggu lagi apabila kamu menduga anabul kamu megnalami kondisi emergensi.
Apa yang “Tidak boleh” Kamu Lakukan Saat Anabul Diare?
- Jangan mengganti makan secara tiba-tiba,
- Jangan biarkan anabul berkeliaran di halaman atau di lingkungan luar rumah kamu tanpa pengawasan kamu,
- Jangan menunda-nunda apabila anabul dalam kondisi bahaya, segera bawa ke dokter hewan,
- Jangan lupa bawa sampel feses saat kunjungan rutin ke dokter hewan untuk deteksi dini pada kondisi anabul kamu,
- Jangan khawatir untuk mengganti makan, jika makanan sebelumnya tidak memberikan dampak baik pada kesehatan anabulmu,
- Jangan berikan obat sembarangan ke anabul, tanpa arahan dokter hewan.
Namun, bagaimanapun kondisi anabul saat mengalami diare, konsultasikanlah ke dokter hewan kamu, meski beberapa anabul masih tetap aktif dan nafsu makan bagus saat diare agar kamu dapat mempersiapkan serta memitigasi kejadian yang tidak diinginkan pada anabul kamu dengan segera.
Writer: drh Putu Gede Buda
Editor: Galih Primananda Mulyana