Salah satu cara menjaga kesejahteraan hewan peliharaan adalah melakukan sterilisasi. Melakukan sterilisasi dapat mengatasi sejumlah hal, salah satunya mengendalikan populasi hewan. Sterilisasi adalah prosedur pembedahan di mana bagian dari organ reproduksi hewan peliharaan dikeluarkan untuk menghentikannya berkembang biak secara permanen. Sterilisasi kebanyakan dilakukan pada anjing, kucing, kelinci dan marmut.
Prosedur steril hewan adalah pengangkatan organ reproduksi agar hewan tidak bisa menghasilkan keturunan. Pengangkatan testis akan dilakukan terhadap hewan jantan, sedangkan pada hewan betina akan dilakukan pengangkatan ovarium. Biasanya tindakan ini dilakukan ketika hewan mencapai usia minimal 6 bulan.
Manfaat Sterilisasi Hewan
1. Mengurangi jumlah populasi hewan, mengurangi resiko penularan penyakit zoonosis (rabies).
2. Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan.
3. Bagi hewan betina mengurangi resiko kanker uterus, kanker ovarium khususnya ketika hewan memasuki usia tua.
4. Mengurangi agresifitas dan resiko mengigit.
5. Dapat berumur lebih panjang dan lebih sehat karena hewan menjadi tidak suka keluar rumah.
Tindakan sterilisasi hewan jantan disebut dengan orchidektomi/kastrasi/kebiri. Melalui operasi ini, kedua testis hewan jantan diangkat untuk menghilangkan sumber utama hormon testosteron. Sementara itu, sterilisasi pada hewan betina disebut dengan ovariohysterectomi, indung telur dan rahim diangkat agar tidak bisa bunting.
Yang Perlu Dipersiapkan Sebelum Sterilisasi Hewan
Sebelum melakukan operasi sterilisasi ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, yaitu:
- Hewan perlu dipuasakan setidaknya selama 6–8 jam sebelum operasi untuk memastikan perutnya kosong. Namun, hewan masih boleh diberi minum paling tidak hingga 2–3 jam sebelum operasi.
- Kesehatan hewan perlu diperiksa sebelum dilakukan operasi sterilisasi, yakni dengan melakukan pemeriksaan darah lengkap (hematologi rutin) Hal ini penting untuk memastikan apakah hewan memiliki masalah kesehatan tertentu yang dapat mengganggu keberhasilan prosedur operasi.
- Hewan wajib mendapatkan program vaksinasi dasar dan program pemberian obat anti cacing serta anti ektoparasit .
Setelah hewan disterilisasi, umumnya terjadi hewan tampak mengantuk dan kurang aktif. Hal ini wajar karena efek obat bius, yang akan semakin berkurang pada waktu yang berbeda antara masing-masing individu hewan.
5 Hal Yang Diperlakukan Saat Sterilisasi Hewan
Adapun yang perlu diperhatikan usai sterilisasi hewan adalah berikut:
1. Tempatkan hewan dalam ruangan kecil dan nyaman
2. Periksa luka jahitan satu hingga 2x sehari
3. Jagalah agar luka operasi dan area sekelilingnya bersih dan kering
4. Jika luka terkena kotor, bersihkan dengan perlahan menggunakan hydrogen peroxide
5. Berikan obat rawat jalan yang diresepkan oleh dokter hewan.
Ada beberapa kesalahpahaman yang beredar seputar efek samping sterilisasi terhadap kesehatan dan perilaku hewan.
1. Hewan tidak akan bertambah berat atau bahkan mengalami kelebihan berat badan setelah dikebiri, asalkan ia rutin berolahraga dan makan secukupnya sesuai dengan tingkat aktivitas fisiknya.
2. Meski dilakukan di usia dini, sterilisasi tidak memiliki efek pada perkembangan fisik, temasuk tinggi badan dan ukuran saluran kemih atau organ eksternal reproduksi hewan.
3. Kepribadian hewan tidak akan berubah setelah disteril, tapi mereka mungkin akan terlihat lebih tenang, lebih jarang berkeliaran atau berkelahi, atau tidak pipis atau buang air besar sembarangan. Pada hewan jantan, efek ini muncul karena sterilisasi dapat mengontrol jumlah hormon testoteron.
Bagaimana dengan Suntik KB?
Pengunaan injeksi suntik hormon (KB) bisa mengendalikan siklus reproduksi hewan selama 2-3 bulan. Tetapi untuk jangka panjang pengunaan injeksi hormon tidak baik dan tidak disarankan karena dapat meningkatkan resiko hewan betina terkena pyometra (radang pada rahim disertai penimbunan nanah).
Writer: drh. Novendra Sitepu
Editor: Galih Primananda Mulyana