HIV AIDS kerap dikenal sebagai penyakit yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Tapi tahukah Hewanians, kucing kesayanganmu juga berpotensi tertular HIV AIDS, lho! Dilansir dari pawlicy.com, pada kucing, penyakit HIV AIDS lebih dikenal dengan nama Feline Immunodeficiency Virus (FIV) atau Feline AIDS.
Penyebaran penyakit ini terjadi melalui gigitan. Virus yang terkandung dalam air liur kucing yang positif FIV akan berpindah dan menyebar ke tubuh kucing lain melalui aliran darah. Tentunya ini terjadi lewat luka bekas gigitan. Dibandingkan kucing peliharaan, kucing liar terbilang yang paling rentan tertular FIV. Ini karena kucing liar sering terlibat pertengkaran territorial dengan kucing lain. Selain itu secara usia, kucing yang berusia 5 hingga 10 tahun dikabarkan lebih banyak terinfeksi FIV.
Sama halnya dengan manusia, FIV juga membahayakan kesehatan kucing kesayangamu karena berpotensi menurunkan kekebalan tubuhnya. Lantas bagaimana seekor kucing dapat tertular FIV? Apa saja gejala yang ditimbulkan? Bagaimana penanganannya? Simak artikel berikut ya!
Seputar AIDS Pada Kucing yang Perlu Kamu Tahu!
Meski terbilang berbahaya, penyakit AIDS pada kucing sebenarnya tidak langsung memperlihatkan gejala yang signifikan saat kucing baru terinfeksi. Ini karena virus FIV yang masuk ke dalam tubuh, perlahan-lahan melemahkan daya tubuh kucing dan menyebabkannya menjadi lebih rentan terinfeksi berbagai penyakit sekunder. Itulah sebabnya, kucing yang positif AIDS mungkin saja terlihat sehat selama bertahun-tahun sebelum akhirnya menunjukkan perburukan kondisi yang serius.
Namun, ini bukan berarti kucing yang positif AIDS tidak memperlihatkan gejala apapun. Kucing yang terinfeksi FIV biasanya mengalami demam, diare dan kurang nafsu makan. Ini membuat kucing tampak lesu serta mengalami penurunan berat badan. Selain itu, terjadi infeksi berulang pada bagian-bagian tubuh tertentu seperti kulit, mata, kandung kemih atau saluran pernapasan bagian atas. Mulut dan gusi juga kerap mengalami peradangan. Gejala lain yang juga patut diwaspadai adalah pembesaran kelenjar getah bening, kejang, leukemia atau limfoma serta tanda-tanda gangguan saraf.
Memang, gejala-gejala awal yang tampak saat seekor kucing terinfeksi FIV tidak begitu signifikan. Akan tetapi, sangat baik jika Hewanians tetap waspada dan terus lakukan konsultasi dengan dokter hewan terpercaya agar pengobatan untuk kucing kesayanganmu dalam dilakukan sedini mungkin.
Jika Kucingmu Positif FIV, Bagaimana Merawatnya?
Konfirmasi positif FIV hanya dapat dilakukan dengan tes darah dan urine oleh dokter hewan. Karena itu, meski harus tetap waspada, Hewanians sebaiknya tidak terburu-buru menentukan kondisi kucing kesayanganmu sebelum membawanya ke dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Tes darah dan urine dilakukan untuk mencari antibodi spesifik yang terkandung di dalam darah kucing. Kemudian, dokter hewan akan menentukan di tahap mana virus telah menyebar dalam tubuh seekor kucing. Berikut adalah empat tahap penyebaran virus FIV yang perlu Hewanians tahu:
- Fase Akut
Fase ini terjadi setelah infeksi dan berlangsung selama 1-2 bulan. Beberapa kucing mengalami pembesaran kelenjar getah bening, demam dan lesu di tahap ini.
- Fase Infeksi Laten
Fase ini berlangsung lebih lama, bisa dalam hitungan bulan hingga tahun. Umumnya, di fase ini kucing tidak menunjukkan gejala apapun.
- Feline AIDS
Di fase ini, sistem kekebalan tubuh kucing mulai terganggu. Kucing menjadi lebih rentan terinfeksi berbagai penyakit sekunder.
- Fase Terminal
Disebut juga sebagai tahap akhir, dimana kondisi kesehatan kucing memburuk dan kian bertambah parah. Penyakit-penyakit yang mungkin diderita selama fase ini adalah gangguan saraf, kanker dan infeksi lainnya.
Jika kucing kesayanganmu dinyatakan positif FIV, Hewanians tetap bisa memberinya perawatan terbaik. Tidak perlu takut tertular, karena penyakit ini tidak mungkin menular dari kucing ke manusia. Perawatan untuk kucing yang positif FIV dilakukan untuk mengatasi gejala-gejala yang dideritanya, tapi bukan untuk mengobati penyakit AIDS itu sendiri.
Biasanya dokter hewan akan memberikan sejumlah obat untuk mengatasi infeksi sekunder yang terjadi akibat melemahnya daya tahan tubuh kucing. Selain itu, diberikan juga berbagai suplemen untuk meningkatkan kekebalan tubuh, obat-obat untuk mengatasi radang, serta pengendalian parasit.
Hewanians juga disarankan untuk tetap memberikan vaksinasi untuk kucing kesayangan yang positif FIV guna mengurangi resiko patogen yang berpotensi membahayakan kesehatan kucingmu. Tetap berikan makanan yang sehat dan bergizi seimbang. Dengan begitu, kamu membantu menjaga kucing kesayanganmu tetap sehat.
Bila Hewanians memiliki lebih dari satu kucing di rumah, pastikan untuk memisahkan kucing yang terinfeksi FIV dari kucing lainnya. Ingat, penularan bisa terjadi apabila air liur kucing yang positif FIV masuk lewat luka ke dalam pembuluh darah kucing lain. Sebisa mungkin batasi interaksinya dengan hewan peliharaan lainnya. Tidak lupa untuk melakukan kontrol rutin ke dokter hewan terpercaya setiap 6 bulan.
Hewanians juga dapat melakukan konsultasi online jika kucing kesayanganmu mengalami gejala yang serius. Layanan teleadvice dokter hewan tersedia di sini. Konsultasikan kesehatan hewan peliharaanmu hanya dengan dokter hewan terpercaya, ya Hewanians!