Serumen, yang kita sebut kotoran telinga, adalah komponen alami dan normal dari semua telinga anjing. Kotoran telinga disekresikan oleh kelenjar khusus di telinga, dan berfungsi untuk mengumpulkan kotoran, serpihan, sel mati, mikroba, serbuk sari, dll. Kotoran telinga kemudian meluncur keluar perlahan dari liang telinga, membawa semua benda yang tidak diinginkan bersamanya dan membersihkan telinga secara alami.
Apakah Kotoran Telinga Normal untuk Hewan Peliharaan?
Pertanyaan umum yang diajukan oleh pemilik hewan peliharaan adalah seberapa banyak kotoran telinga yang terlalu banyak, dan jika mereka melihat kotoran telinga, apakah mereka harus membersihkannya dari telinga hewan peliharaan mereka.
Jika telinga tampak normal dan sehat saat diperiksa dan tidak ada tanda-tanda infeksi, maka tidak ada alasan untuk membersihkan telinga. Pada sebagian besar anjing dan kucing, telinga adalah organ yang seimbang yang memiliki sistem yang baik untuk menjaga dirinya sendiri. Jika Anda mulai membersihkan telinga, Anda dapat mengganggu keseimbangan di dalam telinga (secara harfiah—Anda dapat mengubah pH telinga dengan membersihkannya!), yang dapat menyebabkan telinga rentan terhadap infeksi. Jika telinga hewan peliharaan Anda normal, Anda dapat membiarkannya saja. Jika Anda tidak yakin apakah telinga hewan peliharaan Anda sehat atau jika kotoran telinga terlalu banyak, konsultasikan dengan dokter hewan Anda, yang dapat memberi Anda informasi akurat tentang kesehatan telinga hewan peliharaan Anda.
Ras yang Rentan terhadap Kotoran Telinga Berlebih
Beberapa ras anjing dan kucing lebih rentan terhadap kadar kotoran telinga yang berlebihan dan tidak sehat. Beberapa ras anjing Cocker Spaniel memiliki kondisi genetik yang menyebabkan kelenjar di telinga mereka menghasilkan kotoran telinga yang berlebihan. Anjing dengan liang telinga yang sangat panjang, misalnya Basset, dapat mengalami penumpukan kotoran telinga yang berlebihan.
Bulldog Inggris dapat memiliki kotoran telinga yang berlebihan yang terperangkap di lipatan telinganya. Kondisi kulit dan alergi, yang tidak terbatas pada ras tetapi yang paling rentan dialami Bulldog, dapat menyebabkan penumpukan kotoran telinga yang berlebihan dan juga infeksi telinga.
Pudel atau persilangan pudel menumbuhkan rambut di liang telinganya, dan karena bulunya tidak rontok seperti ras lain, mereka dapat menderita kotoran telinga yang terperangkap di rambut, sehingga menciptakan bola rambut besar yang menyumbat telinga. Selain ras, hewan peliharaan yang alergi mungkin memiliki penumpukan kotoran telinga yang berlebihan karena pembengkakan di liang telinga, dan anjing yang berenang atau menghabiskan waktu di air lebih mungkin mengembangkan kotoran telinga yang berlebihan.
Bagaimana Cara Membersihkan Kotoran Telinga Anjing?
Semua kondisi ini dapat menyebabkan hewan peliharaan rentan terhadap infeksi telinga berulang yang menyakitkan, infeksi telinga yang resistan terhadap antibiotik, perubahan kronis pada telinga, dan kehilangan pendengaran. Jika dokter hewan Anda telah mencatat kotoran telinga yang berlebihan, fitur anatomi di telinga yang dapat menyebabkan hewan peliharaan rentan terhadap kotoran telinga yang berlebihan, atau jika hewan peliharaan Anda menderita infeksi telinga yang berulang, bicarakan dengan dokter hewan Anda tentang pembersihan telinga rutin dua minggu sekali sebagai bagian dari perawatan telinga anjing dan kucing yang sehat.
Dokter hewan Anda dapat meresepkan atau merekomendasikan pengobatan khusus yang dibuat untuk menghilangkan kotoran telinga yang berlebihan, mengeringkan telinga, dan menyeimbangkan pH telinga. Terkadang kotoran di telinga dapat terlihat seperti kotoran telinga yang berlebihan dan menipu Anda. Sebaliknya, infeksi jamur dapat menipu Anda dengan membuat kotoran berwarna cokelat tua yang terlihat seperti kotoran. Anda mungkin perlu dokter hewan untuk mengidentifikasi dengan tepat apa itu.
Waspadai Tanda-tanda Infeksi Telinga
Anjing dan kucing diketahui dapat mengembangkan infeksi telinga bakteri, infeksi telinga jamur, dan infestasi tungau telinga. Jika Anda melihat kotoran telinga yang berlebihan, gunakan bola kapas untuk membersihkan kotoran dari telinga, lalu periksa bagian dalam telinga. Jika ada bau di telinga, atau jika telinga berwarna merah, bengkak, nyeri, hangat saat disentuh, atau tampak berbeda dari telinga lainnya, kemungkinan besar hewan peliharaan Anda mengalami infeksi telinga luar. Tanda-tanda lain yang perlu diperhatikan adalah:
- Kepekaan dan keengganan untuk disentuh, yang dapat menandakan rasa sakit
- Menggaruk atau menggali telinga secara berlebihan
- Menggosok telinga ke lantai atau perabotan
Jadwalkan janji temu dengan dokter hewan Anda sesegera mungkin untuk pengujian dan pengobatan, karena infeksi ini paling tidak tidak nyaman, dan paling parah, sangat menyakitkan dan dapat menyebabkan cedera permanen jika dibiarkan berlanjut.
Baca Juga: Ini Jenis Anjing dengan Gigitan Terkuat. Cocok Jadi Penjaga!
Pastikan kamu memberikan yang terbaik bagi hewan kesayangan kamu. Salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah dengan membawa hewan peliharaan kamu ke klinik hewan secara rutin untuk memeriksakan kesehatannya.
Di klinik hewan, dokter hewan akan melakukan pemeriksaan terhadap hewan peliharaan kamu untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Dokter hewan juga dapat memberikan saran dan rekomendasi tentang perawatan yang tepat bagi hewan peliharaan kamu.
Jangan biarkan hewan peliharaan kamu menderita karena tidak mendapatkan perawatan yang tepat. Segera buat janji dengan klinik hewan dan bawa hewan peliharaan kamu untuk diperiksa.
Jika kamu mencari tempat yang tepat untuk merawat hewan peliharaan kamu, Klinik Hewania adalah pilihan yang tepat untuk kamu!
Klinik Hewania menyediakan berbagai pilihan dokter hewan yang berkualitas, siap memberikan perawatan terbaik untuk hewan peliharaan kamu. Klinik Hewania menawarkan berbagai jenis layanan, mulai dari pemeriksaan rutin hingga perawatan spesialis.
Jadi, tunggu apalagi? Segera buat janji dengan Klinik Hewania untuk merawat hewan peliharaan kamu dan pastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang terbaik
Writer: drh. Ida Sukma Kuswardhani
