Hewanians, sebagai hewan sosial, tentu kucing kamu butuh komunikasi. Lalu bagaimana cara kucing berkomunikasi? Apakah mereka punya kemiripan dengan hewan lainnya?
Secara umum, kucing berkomunikasi dengan berbagai macam cara, dari mulai vokalisasi (misalnya mengeong, mendengkur dan mendesis), bahasa tubuh (misalnya gerakan ekor dan ekspresi wajah), hingga penandaan. Yuk ketahui bagaimana cara kucing berkomunikasi pada artikel dibawah ini seperti dilansir dari Rover!
Cara Kucing Berkomunikasi
1. Melakukan Vokalisasi
Cara kucing berkomunikasi yang paling umum adalah dengan vokalisasi. Paling sering, kamu akan melihat kucing kamu mengeong pada kucing lain untuk melakukan saam.
Di sisi lain, jika kucing kamu ingin menyuruh kucing lain untuk pergi, maka mereka akan mendesis atau mengeram. Salah satu bentuk vokalisasi paling sulit diterjemahkan adalah mendengkur.
Kucing bisa mendengkur ketika mereka bahagia, nyaman, atau di sisi lain, justru dengkuran ini menandakan bahwa mereka sedang sakit.
2. Bahasa Tubuh
Cara kucing berkomunikasi lainnya adalah dengan menggunakan bahasa tubuh. Tidak semua kucing akan mengeong dalam menyapa satu sama lain, tetapi banyak dari mereka akan menyentuh hidung kucing lain sebagai cara untuk menyapa.
Bagian tubuh seperti telinga, mata, dan ekor adalah yang paling sering digunakan kucing untuk berkomunikasi melalui bahasa tubuh. Seekor kucing yang percaya diri dan ramah, akan mengangkat ekornya tinggi-tinggi sembari menjulurkan telinganya ke depan. Hal ini juga sering mereka lakukan ketika akan menjumpai orang atau hewan yang mereka suka.
Selain itu, ketika mereka nyaman akan seseorang atau hewan lain, maka kucing akan berkedip dengan lembut dan lambat. Sementara itu, jika menyelipkan ekornya di bawah tubuh mereka, maka bisa jadi mereka sedang tidak nyaman atau bahkan merasa terancam.
3. Isyarat Kimia
Cara kucing berkomunikasi terakhir adalah isuarat kimia. Ini adalah cara komunikasi paling halus yang basa kucing kamu lakukan. Ketika kucing menggosokan badannya pada sesuatu, maka mereka akan meninggalkan feromon.
Ketika dua kucing saling bergesekan, mereka bertukar aroma yang membantu mengenali satu sama lain sebagai anggota kelompok yang sama. Tak hanya pada kucing lain, mereka juga akan melakukan hal ini pada kamu.
Selain itu, benda-benda di rumah kamu juga tak luput jadi objek gesekan tubuh mereka. Hal ini untuk meninggalkan jejak aroma yang menjadi pertanda bahwa wilayah tersebut adalah milik mereka.
Ada cara lain bagi kucing untuk menandai wilayah mereka juga—seperti menyemprotkan urin. Ini sangat umum pada kucing yang memiliki akses ke luar ruangan, tetapi juga dapat terjadi di dalam rumah sebagai respons terhadap stresor, seperti ucing liar yang mendekati rumah, atau perubahan hidup seperti pindah ke rumah baru.