Hewanians, apakah kamu saat ini sedang memelihara anak kucing yang yatim piatu? Merawat anak kucing yatim piatu memang punya tantangannya sendiri. Kamu harus menanggung pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh induk kucing.
Terdapat berbagai hal yang harus kamu perhatikan, mulai dari makanan, litter box, sosialisasi, dan lain-lain. Berikut ini cara merawat anak kucing yang ditinggal induknya:
Baca juga: 4 Tips Memilih Anak Kucing yang Sehat. Yuk Simak!
Haruskah Kamu Merawat Anak Kucing yang Ditinggal Induknya?
Ada beberapa kemungkinan kenapa kamu merawat anak kucing yatim piatu. Salah satu kemungkinan, kamu mungkin menemukan anak kucing tanpa induk di sebuah area.
Jika hal ini terjadi, pastikan anak kucing tersebut benar-benar ditinggalkan induknya. Keberadaan induk kucing sangatlah sulit untuk dideteksi. Jika induk kucing tidak berada di dekat anak kucing, bukan berarti mereka meninggalkan anaknya.
Jika anak kucing terlihat bersih, tidak kurus, serta tidur dengan nyenyak, besar kemungkinan induk kucing akan berada di sekitarnya. Sebaliknya, anak kucing yang terlantar akan terlihat kotor dan kerap menangis karena lapar.
Cara Merawat Anak Kucing yang Ditinggal Induknya
Terdapat beberapa hal yang harus kamu perhatikan dalam cara merawat anak kucing yang ditinggal induknya. Mulai dari kehangatan, makanan, sosialisasi, dan lain-lain.
Berikut ini cara merawat anak kucing yang ditinggal induknya:
1. Berikan Kehangatan
Jika anak kucing yang terlantar terasa dingin, hangatkan mereka dengan lembut segera. Pada usia 2 minggu, anak kucing harus mendapatkan kehangatan.
Lalu, berapa suhu yang ideal untuk menghangatkan anak kucing? Konsultasikan hal ini kepada dokter hewan. Kamu bisa memberikan kehangatan ini melalui botol air hangat yang sudah dibungkus menggunakan anduk, lalu letakan di dekat anak kucing.
Pastikan sumber kehangatan ini tidak terlalu panas. Pasalnya, anak kucing sangat rentan terkena luka bakar. Selain itu, pastikan juga sumber kehangatan ini ditempatkan dengan baik sehingga anak kucing bisa langsung berpindah jika sumber kehangatan sudah dingin.
2. Ajarkan Sosialisasi
Agar dapat bersosialisasi dengan manusia, anak kucing harus diajari dari usia 2 hingga 7 minggu. Periode ini dianggap sebagai waktu yang penting untuk sosialisasi.
Anak kucing yang sudah dibiasakan melakukan kontak dengan manusia sebelum mereka berusia 10 sampai 12 minggu lebih mungkin akan punya skill sosial yang baik. Untuk membantu sosialisasi, anak kucing yatim piatu harus dipelihara bersama kucing lain sampai mereka berusia sekitar 10 minggu.
3. Pantau Berat Badannya
Cara merawat anak kucing yang ditinggal induknya selanjutnya adalah memantau berat badannya secara rajin.
Tergantung dari rasnya, seekor anak kucing yang baru lahir memiliki rata-rata berat badan di angka 3.5 ons. Pada minggu-minggu pertama kehidupannya, berat badan anak kucing mungkin akan naik dua hingga tiga kali lipat.
Anak kucing harus mendapatkan penambahan berat badan 0.25 hingga 0.5 ons setiap harinya sebelum mereka disapih. Jika anak kucing terlihat terlalu kurus, atau malah perut mereka terlihat terlalu gemuk, sebaiknya tanyakan hal ini kepada dokter hewan.
Baca juga: 5 Penyakit pada Anak Kucing yang Sering Terjadi. Ini Cara Mengobatinya!
4. Makanan yang Ideal
Faktor penting dalam cara merawat anak kucing yang ditinggal induknya adalah makanan.
Anak kucing membutuhkan dua hingga tiga kali lipat asupan kalori dari kucing dewasa. Induk kucing sendiri memenuhi kebutuhan nutrisi anak kucing sampai pada usia 4 minggu. Anak kucing yang baru lahir biasanya harus mendapatkan susu dalam 1 hingga 2 jam setiap harinya.
Jika kamu tidak bisa menemukan induk kucing asuh, maka kamu bisa memberikan susu formula khusus untuk kucing. Jangan pernah memberikan susu sapi pada kucing, pasalnya hal ini bisa menyebabkan masalah seperti diare.
Saat memberi makanan, pastikan anak kucing berada dalam keadaan berbaring tengkurap (posisi yang sama saat mereka disusui oleh induknya). Selain itu, jika kamu memberikan susu formula botol, buat anak kucing bersendawa. Kamu bisa memegangnya di bahu, lalu gosok punggungnya dengan lembut.
Pada saat umurnya 3 minggu awal, kucing yang ditingal induknya harus diberi susu formula setiap 2 sampai 4 minggu. Ketika mereka masuk umur 4 minggu, beri mereka campuran susu formula dengan makanan basah kucing yang mudah dikunyah. Lakukan hal ini 4 sampai 6 kali setiap hari.
Selama periode ini, susu formula harus secara bertahap dikurangi dan diganti ke air bersih. Pada usia 6 hingga 12 minggu, anak kucing harus diberi makan empat kali sehari. Lalu, ketika mereka menginjak usia 3 hingga 6 bulan, beri mereka makanan kucing sebanyak 3 kali sehari.
Anak kucing bisa disapih ke makanan kucing dewasa saat umur mereka mendekati usia 9 bulan.
5. Dorong Mereka untuk Ekskresi
Setelah menyusui, induk kucing akan merawat anak-anaknya, terutama di area anus.Hal ini merangsang buang air kecil dan buang air besar (ekskresi sampai mereka berusia 3 minggu.
Untuk mendorong anak kucing yatim piatu buang air besar, setelah setiap makan, celupkan kain lap lembut atau bola kapas ke dalam air hangat dan pijat dengan lembut area anus serta saluran kemih anak kucing.
Saat anak kucing berusia 4 minggu, ajari mereka menggunakan kotak pasir dengan meletakkannya setelah makan. Tinggalkan beberapa sampah di kotak pasir; aromanya dapat membantu mengarahkan anak kucing ke sana saat mereka harus buang air besar. Satu sisi kotak pasir dapat dibuka untuk memudahkan anak kucing masuk dan keluar.
6. Bersihkan Tubuhnya dengan Lembut
Anak kucing cenderung berantakan saat mengkonsumsi susu. Oleh karena itu, kamu perlu membersihkan mereka secara teratur. Bersihkan dengan lembut menggunakan waslap yang dibasahi dengan air hangat, kemudian keringkan segera dengan handuk atau pengering rambut yang disetel dengan temperatur rendah.
Baca juga: Ini Cara Memberi Makanan Anak Kucing 1 Bulan. Yuk Ketahui!
Kesimpulan
Itulah informasi soal cara merawat anak kucing yang ditinggal induknya. Untuk menjaga kesehatan mereka, kamu perlu menjadwalkan pemeriksaan dokter hewan secara reguler.
Kamu bisa melakukan konsultasi dokter hewan secara online di Hewania. Tersedia berbagai pilihan dokter hewan yang bisa kamu pilih. Selain itu, kamu juga bisa mengatur jadwal konsultasi ini secara fleksibel.
Writer: Galih Primananda Mulyana