Mungkin anda sudah mengetahui bahaya dari merokok dan potensi resiko kesehatan yang terjadi saat rokok anda menyala. Tentu saja efek ini juga berbahaya pada orang yang berada disekitar anda, apalagi mereka yang menghirup asap rokok ataupun asap cerutu tanpa ikut menyalakan rokok. Sudah banyak informasi- informasi yang diberikan untuk menghindari bahaya merokok. Namun apakah anda tau, efek dari asap rokok saat hewan peliharaan anda menghirupnya? Entah pada kucing maupun anjing, menghirup asap rokok juga sama berbahayanya seperti saat anda menghirupnya. Berikut sedikit informasi bahaya dari asap rokok pada hewan peliharaan anda.
Baca Juga: Bisakah Kucing Kentut? Ini Faktanya!
Apa itu perokok pasif?
Orang yang menghirup asap dari produk tembakau memasukkan asap langsung ke dalam paru- paru. Asap rokok adalah asap yang dihirup oleh bukan perokok dari salah satu dari dua sumber yaitu asap yang dihasilkan dari ujung rokok, dan asap yang dihembuskan oleh perokok. Selain itu terdapat asap lain yang berbahaya bagi hewan yaitu residu yang tertinggal di kulit, bulu, pakaian, furniture yang dikategorikan sebagai asap tangan ketiga (third-hand smoke).
Kenapa kita perlu perhatian terhadap perokok pasif?
Asap dari tembakau mengandung lebih dari 7.000 bahan kimia yang beracun dan dapat menyebabkan kanker. Saat anda atau hewan peliharaan anda duduk di dekat perokok aktif sudah dapat meningkatkan paparan senyawa berbahaya.
Saat anjing atau kucing anda lebih memilih berada di dekat anda saat anda merokok, tentu saja mereka telah menghirup lebih banyak asap. Selain itu sofa, karpet dan furniture lainnya juga menyimpan partikel- partikel tersebut hingga akhirnya dapat menempel pada bulu anjing atau kucing anda. Yang sangat mengkhawatirkan adalah saat kucing atau anjing anda sedang meng-grooming tubuhnya sehingga partikel dari asap rokok tersebut tertelan dan masuk ke dalam tubuhnya. Dan yang perlu anda ketahui, hewan peliharan anda memiliki indra penciuman yang lebih tajam dibanding manusia sehingga bau asap tembakau akan dua kali lebih menyengat. Jika anjing atau kucing anda memiliki gangguan bronkitis ataupun asma, mencium bau asap tembakau atau asap rokok akan memperparah keadaannya. Hewan peliharaan anda seperti anjing atau kucing dapat terkena bahaya dari asap rokok yang rutin anda lakukan melalui :
- Menghirup asap rokok
- Memakan puntung rokok atau cerutu yang mengandung tar, nikotin, dan bahan lainnya
- Memakan patch pengganti nikon atau meminum rokok liquid anda
- Air minum yang tercemar puntung rokok atau cerutu
- Menjilati bulu tubuhnya yang mengandung nikotin, tar dari asap rokok atau cerutu
Apa efek atau bahayanya menjadi perokok pasif?
Bagi anjing maupun kucing, perokok pasif akan sangat membahayakan hewan peliharaan anda. Beberapa kasus menyebutkan bahwa efek menjadi perokok pasif adalah munculnya tumor pada hidung mereka. Meskipun tumor tidak hanya muncul akibat efek menjadi perokok pasif, namun anda perlu tetap mengawasinya. Seperti saat anjing anda tiba- tiba mengalami kesulitan bernapas, atau keluar cairan dari hidung dengan parah bisa saja anjing anda mengalami tumor atau kanker pada pernapasannya.
Sedangkan kucing ternyata memiliki resiko yang jauh lebih tinggi terkena asap rokok karena kegiatan mereka yang sering melakukan grooming. Pada kucing, saat mereka rutin mencium atau menghirup asap rokok atau cerutu anda maka resiko terjadinya limfoma kanker darah serta kanker mulut jauh lebih tinggi. Sehingga intensitas dan durasi paparan pada kucing anda akan menjadi dua kali lipat, karena selain mereka menghirup asap rokok tetapi mereka juga lebih suka menjilati bulunya yang berbau nikotin.
Pada kucing maupun anjing asap rokok atau cerutu memberikan efek asap rokok seperti berikut :
- Air liur berlebihan
- Limfoma pada kucing
- Kanker paru- paru pada anjing
- Diare dan muntah
- Kelainan atau gangguan pada sistem pernapasan
- Muncul sesak nafas atau asma
- Kelainan kardiovaskular
- Obesitas terutama pada anjing
- Gangguan reproduksi
- Peningkatan detak jantung
- Tremor, kedutan atau kejang
Selain itu anjing yang sering terpapar asap rokok memiliki lebih banyak resiko terhadap infeksi mata, alergi, dan permasalahan pernapasan, termasuk kanker paru- paru. Panjang hidung anjing pun juga berkaitan dengan jenis kanker yang ditimbulkan akibat menghirup asap rokok. Anjing dengan hidung atau moncong panjang seperti collies, labrador, doberman rentan terkena kanker hidung karena luas permukaan saluran hidungnya cukup luas maka akan menjebak partikel racun dan zat karsinogenik mengumpul dan menumpuk di lendir hidung, dan hal tersebutlah yang membuat resiko tumor di hidung atau moncongnya lebih tinggi. Sedangkan pada anjing dengan hidung atau moncong pendek seperti pug, shih tzu, peking lebih sering terkena kanker paru- paru karena bentuk hidungnya yang memungkinkan lebih banyak partikel dan karsinogenik yang terhirup mencapai paru- paru dan terjebak di dalamnya.
Apa yang dapat saya lakukan untuk melindungi hewan peliharaan saya agar tidak menjadi perokok pasif?
Cara yang paling tepat untuk menghindarkan dan melindungi teman berbulu anda menjadi perokok pasif adalah dengan tidak merokok di sekitar mereka. Merokok di luar ruangan atau di ruangan yang berbeda akan mengurangi jumlah asap yang mereka hirup namun partikelnya masih tertinggal pada furniture ataupun sofa bahkan pakaian yang anda kenakan dan duduki. Oleh karena itu sangat penting untuk melakukan vaccum secara rutin dan pastikan ruangan yang anda gunakan merokok memiliki ventilasi udara yang sangat baik. Jika anjing atau kucing anda mengalami ciri atau gejala yang muncul mirip dengan efek asap rokok, maka segera konsultasikan dengan dokter hewan anda untuk mendapatkan pertolongan sesegera mungkin.
Untuk menjaga kondisi kesehatan anabul anda, konsultasikan langsung dengan dokter hewan di Hewania Vet Clinic! Karena kami siap memberikan perawatan terbaik untuk hewan peliharaan kamu. Klinik Hewania menawarkan berbagai jenis layanan, mulai dari pemeriksaan rutin hingga perawatan spesialis.
Jadi, tunggu apalagi? Segera buat janji dengan Hewania Vet Clinic untuk merawat hewan peliharaan kamu dan pastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang terbaik.
Writer: drh. Ida Sukma Kuswardhani