Hati-Hati! Bisa jadi Anjing kamu resisten terhadap Obat Cacing, Apa solusinya?

Cacingan atau helminthiasis adalah infeksi cacing mulai dari satu atau lebih jenis cacing pada saluran pencernaan anabul. Hal ini mungkin sudah sering kamu dengar atau alami pada anabul kamu ya, pawmates. 

Baca Juga: 6 Tanda Anjing Kamu Bunting! dan apa yang harus dipersiapkan

Di Indonesia, prevalensi infeksi cacing pada anabul sangat tinggi, dan terus meningkat seriring waktu, hal tersebut menggambarkan mudahnya penyebaran parasit cacing pada hewan kesayangan khususnya di Indonesia. Tak hanya itu, infeksi cacing pada hewan peliharaan juga bisa menular ke pet owner loh. 

 

Melihat jumlah kasus cacingan yang terus meningkat, tingkat awareness pet owner dalam hal mengobati (memberikan obat cacing) juga meningkat, meskipun masih ada beberapa yang belum memahami atau tidak memberikan pengobatan terhadap infeksi cacing pada anabulnya, tentu hal ini menjadi salah satu faktor masih eksisnya kasus infeksi cacing pada hewan kesayangan hingga saat ini.

 

Saat ini banyak obat cacing tersedia di petshop atau pet suplai, bahkan kerap menggunakan produk dari manusia yang didapat di apotek, oleh karena itu pet owner dapat membeli obat cacaing untuk anabul tercinta secara bebas. Berbagai jenis produk obat cacing yang tersedia, memiliki kandungan yang berbeda-beda didalamnya, dalam bentuk kombinasi/board spectrum althelmentic. Tentu saja, pemilihan obat cacing yang tak sesuai aturan, atau tidak sesuai dengan jenis cacing yang menginfeski akan dapat berdampak buruk dikemudian hari bagi anabul, salah satunya resistensi terhadap obat cacing tersebut. mengapa hal tersebut bisa terjadi? Yuk simak artikel dibawah ini sampai habis ya.

 

Bagaimana resistensi terhadap obat cacing dapat terjadi?

Memang masih sedikitnya data yang melaporkan terkait anthelmintic resistance (AR) pada anjing, meskipun masih sedikit bukti yang dilaporkan tapi hal tersebut menjadi peringatan bagi kita untuk lebih memperhatikan hal tersebut sebelum resistensi tersebut benar-benar terjadi.

 

Agar tidak terjadi AR bagaimana, berikut ini dapat kamu lakukan pada anjing kamu: 

1. Berikan obat cacing ke anabul berdasarkan metode scientific, berdasarkan rekomendasi dan suvervisi dokter hewan dengan dosis yang tepat, serta berdasarkan berat badan anabul yang akurat. 
2. Pemberian obat cacing sesuai dengan jadwal 
3. Lakukan pengecekan kotoran (coprological check-up) rutin pasca pemberian obat cacing ke anjing kamu,
4. Jika setelah pengobatan masih ditemukan telur cacing, maka segera minta dokter kamu untuk memberikan obat yang tidak resisten, serta agar penyebaran (shedding) telur cacing yang resisten tidak menyebar luas,
5. Kennel, shelter dimana tempat ada banyak populasi anjing harus dilakukan pengobatan rutin dengan jenis obat, jadwal sesuai instruksi. selain itu lakukan pengujian laboratorium secara berjala pasca pengobatan untuk mengetahui apakah pengobatan telah berhasil atau tidak. 

 

Tata Cara pemberian obat cacing yang benar pada Anjing

 

Jenis cacing yang sering menginfeksi anjing kamu diantaranya adalah cacing gilik (roundworm), cacing tambang (hookworm), cacing pita (tapeworm), dan cacing cambuk (whipeworm). Pemberian obat cacing pada anjing kamu  harus diberikan berdasarkan jenis cacing, usia, gaya hidup, saat anabul bunting, menyusui. Berikut ini penjelasan lebih detail mengenai aturan pemberian obat cacing yang benar.

• Cacing Gilik

• Anak anjing (puppies)

berikan anak anjing kamu obat cacing pertama pada usia 2 minggu, kemudian setiap 2 minggu setelah anak anjing kamu disapih (umumnya usia sapih 4-6 minggu), setelah itu berikan setiap bulan hingga > 6 bulan.

• Induk anjing bunting (pregnant),

Untuk menghindari penularan cacing dari induk ke anak, maka induk yang sedang bunting pemberian obat cacing pada usia kebuntingan 40 dan 45 hari dan dilanjutkan 2 hari pasca melahirkan, harap konsultasikan dengan dokter hewan kamu jenis obat cacing yang bisa diberikan ya.  

• Induk anjing menyusui (lactating)

Harus di treatment berbarengan dengan treatment pertama sang anak (puppies).

• Anjing dengan aktivitas tinggi dan berada dalam populasi tinggi

Berikan obat cacing setiap 1 bulan, dan rutin melakukan test laboratorium setiap 4 minggu, dan treatment sesuai kondisi. 

• Anjing Profesional (tenaga medis, rescue, K9)

Bergantung penilaian risiko, namun disarankan treatment setiap 1 bulan sekali dan lakukan test laboratorium sebulan sekali, evaluasi pengobatan sesuai dengan temuan tebaru, 

• Anjing dengan sistem immune yang rendah (immunocompetent)

Bergantung penilaian risiko, namun disarankan treatment setiap 1 bulan sekali dan lakukan test laboratorium sebulan sekali, evaluasi pengobatan sesuai dengan temuan tebaru. 

• Cacing Pita

• Anjing dengan diet daging mentah/jeroan, atau yang suka berburu hewan pengerat

Anjing harus dilakukan test laboratorium (fecal test) setiap 2-3 bulan, dan obati sesuai temuan laboratorium, atau berikan secara rutin setiap 6 minggu.

• Anjing yang terinfestasi kutu lompat dan kutu, atau memakan parasit tersebut 

Berikan sekali saat terdapat temuan ektoparasit tersebut.

• Cacing Jantung (additional treatment)

Pencegahan serta pengobatan terhadap cacing jantung bisa kamu diskusikan bersama dokter hewan kamu ya, pawmates. karena pencegahan serta pengobatan bergantung dengan aktivitas anabul serta pet owner dan saat berada di wilayah endemik parasit tersebut. 

Untuk menjaga kondisi kesehatan anabulmu dan bebas dari penyakit, kamu bisa langsung mengunjungi Hewania Vet Clinic untuk konsultasi dengan Dokter Hewan berkualitas karena kami siap memberikan perawatan terbaik untuk hewan peliharaan kamu. Klinik Hewania menawarkan berbagai jenis layanan, mulai dari pemeriksaan rutin hingga perawatan spesialis. 

Jadi, tunggu apalagi? Segera buat janji dengan Hewania Vet Clinic untuk merawat hewan peliharaan kamu dan pastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang terbaik.

Writer: drh. I Putu Gede Buda Darmawan