Kucing yang gemuk memang lucu. Namun, kamu harus waspada. Pasalnya, kucing obesitas berisiko menderita diabetes melitus. Bila tidak dikendalikan dengan baik, dalam jangka panjang, penyakit ini bisa berujung pada kematian.
Lalu, bagaimana mendeteksi diabetes pada kucing? Dan apa yang dapat dilakukan jika kucing kesayanganmu mengalami diabetes?
Dalam sebuah wawancara eksklusif bersama WebMD, mantan praktisi kucing yang juga merupakan profesor dan kepala kedokteran hewan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Illinois, Thomas Graves menjelaskan, cara untuk mengetahui apakah kucingmu menderita diabetes atau tidak adalah dengan memeriksakannya secara rutin ke dokter hewan.
“Dalam pemeriksaan rutin ke dokter hewan, biasanya dilakukan tes darah dan urin,” kata Thomas. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik dan perilaku pada kucing. Rangkaian pemeriksaan ini, lanjut Thomas, bukan semata-mata untuk menentukan apakah kucing tersebut menderita diabetes atau tidak, tetapi berguna juga untuk terapi insulin.
“Kami tidak menyarankan pemilik untuk melakukan terapi insulin tanpa berkonsultasi dengan dokter hewan karena akan mempersulit perawatan kucing di kemudian hari,” jelasnya. Thomas melanjutkan, terapi insulin hingga kini masih menjadi metode pengobatan untuk diabetes pada kucing. Namun, jika ada kondisi-kondisi khusus dimana terapi ini tidak mungkin dilakukan, maka dokter hewan akan memberi obat oral sebagai alternatifnya.
Soal terapi insulin, menurutnya, setelah mendapat arahan dari dokter hewan, pemilik bisa melanjutkan secara mandiri di rumah. “Orang bisa memberikan suntik insulin pada kucing mereka jika mau. Tetapi biasanya, banyak orang takut melakukan hal itu,”kata Thomas.
Guna mengatasi ketakutan tersebut, ia menyarankan kepada pemilik untuk belajar bagaimana memberikan suntikan insulin. “Begitu dokter hewan mengajarkan pemilik bagaimana cara menyuntik dengan benar, banyak orang yang akhirnya menganggap hal itu mudah. Dengan begitu, mereka bisa melakukan di rumah dan merasa puas bisa membantu hewan peliharaannya.”
Di samping terapi insulin, Thomas juga mengatakan bahwa diet rendah karbohidrat adalah kombinasi yang baik untuk menjaga stabilitas kadar gula darah kucing. Perlu diingat, kucing pada dasarnya adalah hewan karnivora. Jika ia dilepaskan ke alam bebas, maka secara otomatis kucing akan memangsa hewan untuk dimakannya. “Mangsa buruannya adalah sumber protein yang tinggi dengan karbohidrat yang rendah. Jadi, itulah makanan mereka dan yang lebih sehat untuk mereka,” jelas Thomas.
Thomas tidak mempersoalkan apakah kucing peliharaan diberi makanan kering atau makanan yang dimasak. Itu bukan penyebab diabetes pada kucing. Umumnya orang memilih memberi makan kucing dengan makanan kering karena dianggap lebih mudah. “Mereka tidak suka berurusan dengan makanan basah atau makanan kaleng. Dan kita temukan, banyak kucing yang makan makanan kering tetapi hidupnya tetap sehat.”
Sementara bagi pemilik yang memilih untuk memasak sendiri makanan bagi kucing mereka, Thomas pun tidak melarangnya. Ia hanya mengingatkan bahwa tentu memasak makanan sambil mengukur kandungan gizinya, bukanlah hal yang mudah dilakukan. Kebutuhan akan asam amino perlu jadi pertimbangan pemilik saat memutuskan untuk memasak sendiri makanan bagi kucing mereka.
Terlepas dari jenis makanan apa yang diberikan, menurut Thomas, prinsip pemberian makan pada kucing harus kembali pada apa yang secara alami dikonsumsi kucing di alam bebas. “Anda harus paham bahwa kucing berbeda dengan anjing dan manusia. Karena itu, saat memberi makan kucing, Anda harus paham apa yang Anda lakukan.” Hal ini juga termasuk dengan mengetahui makanan apa saja yang berbahaya bagi kucing.
Diabetes melitus bukanlah penyakit yang dapat disembuhkan. Pemilik hanya bisa mengendalikan penyakit ini sehingga kucing kesayangannya bisa hidup lebih lama. “Anda mengendalikan gula darah mereka, menjaga mereka agar bisa menjalani diet yang wajar. Dengan begitu, kondisi tubuh mereka menjadi lebih baik dan mereka benar-benar mengalami kondisi yang stabil berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun,” jelas Thomas.
Jadi, merawat kucing dengan diabetes melitus memerlukan komitmen dua pihak, dokter hewan dan pemiliknya. Itulah sebabnya, Hewanians harus memperhatikan pola hidup dan pola makan kucing kesayanganmu. Lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin untuk mengantisipasi penyakit yang serius. Update pengetahuanmu seputar kesehatan hewan dengan membaca artikel-artikel melalui Blog Hewania.