Hewanians, pernahkah kamu melihat kejang-kejang pada kucing? Jika hal ini terjadi, hal terpenting yang harus kamu lakukan adalah tetap tenang. Selain itu, segera hubungi dokter hewan dan pastikan hewan lain yang bisa menyerang kucing kamu.
Ada beberapa tanda-tanda umum kejang-kejang pada kucing seperti:
- Tubuh yang tiba-tiba keras
- Disorientasi
- Hingga kedutan yang tak terkendali
Mau belajar lebih lengkap tentang kejang-kejang pada kucing? Yuk pelajari informasinya di bawah ini!
Baca juga: Tanda-tanda Kucing atau Anjing Kamu Perlu Pertolongan Darurat!
Gejala Kejang-kejang pada Kucing?
Secara umum, ada dua jenis kejang yang mungkin menyerang kucing kamu yaitu kejang parsial dan kejang umum. Apa bedanya? Kejang parsial menyerang satu bagian tubuh pada kucing, sedangkan kejang umum biasanya menyerang seluruh tubuh kucing.
Nah kedua jenis kejang pada kucing ini ternyata memiliki gejala yang berbeda-beda:
- Kejang parsial: Ditandai dengan gejala munculnya air liur, kedutan pada wajah, menggeram, gerakan pada leher ataupun pada kepala secara tiba-tiba.
- Kejang umum: Ditandai dengan gejala kucing akan terlihat linglung, munculnya air liur, buang air kecil dan besar, gemetar hebat, kedutan, dan lain-lain.
Penyebab Kejang-kejang pada Kucing
Meski gejalanya cukup mudah untuk dilihat, namun penyebab kondisi kejang pada kucing cukup sulit untuk diketaui. Meski begitu, beberapa jenis kejang-kejang pada kucing umumnya disebabkan oleh kondisi kesehatan yang menyerang otak (intrakranial) seperti:
- Trauma kepala
- Tumor otak
- Demam
- Penyakit menular seperti leukemia, immunodeficiency virus, dan kriptokokosis
Selain kondisi kesehatan yang mempengaruhi otak, kelainan kongenital kejang lain disebabkan oleh kondisi yang terjadi di luar otak (ekstrakranial) seperti:
- Kadar gula darah rendah
- Keracunan
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Penyakit liver
- Defisiensi tiamin
Perawatan Kejang-kejang pada Kucing
Jika penyebab kejang sudah diketahui, seperti kadar kalsium yang rendah atau kekurangan diet lainnya, tentu diperlukan perawatan lebih lanjut.
Meski begitu, secara umum, pengobatan tidak dapat menyembuhkan kondisi ini, melainkan hanya mengendalikannya. Umumnya, kucing akan diobati dengan obat antikonvulsan untuk mengurangi jumlah dan tingkat keparahan kondisi kejang.
Antikonvulsan yang paling umum diresepkan untuk kucing termasuk fenobarbital dan kalium bromida. Saat mengkonsumsi obat ini, kucing kamu mungkin mengalami efek samping seperti kelelahan dan ketidakstabilan pada kakinya. Meski begitu, efek samping akan mereda setelah kucing terbiasa dengan pengobatan.
Yang perlu kamu perhatikan adalah, pengobatan kejang-kejang pada kucing perlu dilakukan oleh dokter hewan. Kamu mungkin akan mendapatkan obat-obat ini di rumah namun tetap harus dibawah instruksi dokter hewan.
Selalu perhatikan dengan cermat setiap instruksi dari dokter hewan. Hal ini karena, jika dosis obat berlebihan, maka kucing kamu justru akan mengalami kejang-kejang yang lebih parah.
Baca juga: Perhatikan, Ini Tanda-tanda Kucing Cacingan Berdasarkan Jenisnya!
Pemulihan Kejang-kejang pada Kucing
Umumnya, kejang-kejang pada kucing perlu menjalani pengobatan antikonvulsan selama sisa hidupnya. Meski begitu, hal ini tentu akan tergantung pada instruksi dokter hewan. Dalam beberapa kasus, dokter hewan mungkin akan menyarankan kamu untuk menghentikan pengobatan jika kucing sudah tidak mengalami kejang selama lebih dari setahun.
Selalu konsultasikan masalah kejang-kejang pada kucing dengan dokter hewan. Kamu bisa melakukan konsultasi dokter hewan secara online di aplikasi Hewania. Selain konsultasi dokter hewan, aplikasi Hewania juga menyediakan artikel-artikel kesehatan hewan lainnya yang bisa kamu baca.
Tunggu apalagi? Yuk download aplikasi Hewania sekarang juga!
Writer: Galih Primananda Mulyana