Paparan matahari memang tidak boleh dianggap remeh, Hewanians. Dewasa ini, sudah semakin banyak produk-produk untuk menangkal bahaya sinar matahari pada kulit manusia. Tapi, bagaimana dengan kucing? Apakah bisa kulit kucing sensitif cahaya matahari?
Sebenarnya, hewan peliharaan umumnya dilindungi oleh rambut mereka. Tapi ini bukan berarti kamu bisa sembarangan menjemur mereka di tengah paparan terik matahari, ya! Bisa-bisa, kulit mereka tidak apa-apa, tapi mereka malah terserang heat stroke! Waduh, kalau sudah begini, bisa mengancam nyawa, lho!
Selain bahaya heat stroke akibat paparan sinar matahari berlebihan juga bisa menimbulkan kejadian fotosensitisasi pada hewan. Apa itu fotosensitisasi? Bagaimana kejadian ini bisa terjadi dan bagaimana mengobatinya? Simak disini, ya!
Kulit Kucing Sensitif Cahaya Matahari, Memangnya Ada?
Fotosensitisasi adalah kondisi saat kulit kucing sensitif cahaya matahari. Hal ini berbeda dengan sunburn atau kondisi kulit yang terbakar matahari ya, Hewanians! Beberapa molekul yang ada di kulit terisi energi dari sinar. Saat molekul kembali ke fase yang energinya lebih sedikit, sebagian energi yang terlepas akan menyebabkan reaksi kimia di kulit. Kalau dari luar, memang fotosensitisasi dan sunburn sulit dibedakan, Hewanians!
Fotosensitisasi biasanya dikelompokan berdasarkan sumber pigmen fotodinamiknya. Ada fotosensitisasi tipe 1 atau primer, tipe 2 atau kreasi pigmen abnormal, dan tipe 3 atau fotosensitisasi sekunder. Bahan-bahan kimia yang berasal dari tanaman, jamur, dan bakteri bisa berperan menjadi agen fotosensitisasi. Fotosensitisasi juga bisa terjadi pada kucing yang menderita gangguan hati akibat keracunan, lho.
Tanda Kucing Kamu Menderita Fotosensitisasi
Kucing dengan fotosensitisasi biasanya akan meringkuk dengan tidak nyaman saat terkena sinar matahari. Mereka akan menggaruk atau menggesekan daerah-daerah yang terpapar yang terpigmen (seperti telinga, kelopak mata, hidung).
Jangan salah, sinar matahari yang terang bisa menyebabkan perubahan pada kulit, meski kucingmu berambut hitam sekalipun.
Pertama-tama akan terlihat kemerahan pada kulit, lalu disusul dengan kebengkakan. Jika paparan sinar matahari berhenti saat fase ini (misal kucing diajak masuk ke tempat yang teduh dari paparan matahari), abnormalitas tadi akan hilang. Namun, jika terpapar terus menerus, akan keluar cairan discharge di kulit, terbentuk scab/koreng, dan kematian jaringan kulit. Wah, ngeri juga, ya!
Bagaimana Pemeriksaan Fotosensitisasi?
Saat kulit kucing sensitif cahaya matahari atau fotosensitisasi, maka dokter hewan tidak hanya akan memeriksa bagian kulit saja, tapi seluruh tubuh kucing.
Dokter hewan akan memikirkan apakah mungkin ada penyebab lain yang bisa memicu kondisi ini? Pemeriksaan enzim hati dan biopsi hati bisa saja dilakukan untuk melihat ada tidaknya gangguan hati pada kucingmu. Tes lab lainnya mungkin juga dilakukan. Dokter hewan juga akan mempertanyakan akses kucingmu terhadap racun-racun di rumah (misalnya racun tikus atau bahan kimia berbahaya lainnya).
Bagaimana Pengobatan Fotosensitisasi?
Pengobatan umumnya untuk meredakan tanda-tanda peradangan klinis. Kucing dengan fotosensitisasi harus dijaga dari paparan matahari langsung. Pelihara di dalam rumah terus menerus jika bisa. Jika tidak, perbolehkan kucing dengan fotosensitisasi keluar hanya di malam hari saja.
Stress parah akibat fotosensitisasi dan kematian jaringan kulit yang meluas bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius bahkan bisa menyebabkan kematian, lho. Tergantung kasus individual, injeksi steroid anti radang mungkin bisa membantu.
Infeksi kulit sekunder bisa terjadi dan cairan yang keluar dari kulit akan dirawat dengan teknik manajemen luka standard. Teknik ini nanti akan diajarkan dokter hewan kepadamu.
Hewanians juga perlu berhati-hati dengan lalat, ya! Kulit yang rusak akibat fotosensitisasi akan mengeluarkan cairan yang bisa mengundang lalat datang.
Takutnya, lalat hinggap dan bertelur disana, menyebabkan infestasi belatung atau dikenal dengan nama myasis.
Hewanians tidak perlu stress, dengan manajemen pengobatan yang baik, abnormalitas di kulit akibat fotosensitisasi bisa sembuh dengan baik. Pengobatan tergantung dengan area luka, tingkat keparahan luka primer, ada/tidaknya gangguan hati, dan derajat kesembuhannya.
Kesimpulan
Tidak disangka-sangka, ternyata ada kasus kulit kucing sensitif cahaya matahari, ya! Semoga artikel ini bisa menambah pengetahuan Hewanians tentang kesehatan kulit kucing.
Jika kamu masih bingung mengenai perawatan kulit kucingmu, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter hewan secara online di Hewania. Tersedia berbagai pilihan dokter yang bisa kamu pilih. Selain itu, kamu juga bisa mengatur jadwal dengan fleksibel.
Tunggu apalagi? Yuk jaga kesehatan hewan kesayanganmu di Hewania!
Writer: drh. Carene Naomi
Editor: Galih Primananda Mulyana
Sumber:
Photosensitization in Cats By George M. Barrington , DVM, PhD, DACVIM, Washington State University, College of Veterinary Medicine