Anjing dan kucing memang hewan peliharaan yang paling populer. Tentu sebagai pemilik hewan kesayangan, kita perlu memenuhi kesejahteraannya. Jika makanannya terjamin, tempat tinggalnya ada, mereka bebas mengekspresikan diri, mereka juga akan hidup dengan sehat, bukan?
Meski sudah dilakukan berbagai cara, terkadang agen penyebab penyakit yang ada di lingkungan memang bisa menyerang anjing dan kucing peliharaan. Beberapa penyakit yang diderita hewan ada yang bisa menular ke manusia, lho. Penyakit ini disebut dengan penyakit zoonosis.
Apa saja penyakit kulit pada anjing dan kucing yang bisa menular ke manusia? Simak jawabannya disini, ya!
Baca juga: Kulit Anjing Jamuran? Yuk Ketahui Jenis hingga Cara Mengobatinya!
Kenapa Kulit Anjing Korengan?
Pernahkah lihat anjing jalanan yang botak seluruh tubuhnya? Kulitnya mengkerut merah-merah? Korengan sana-sini karena luka sehabis digaruk? Besar kemungkinan anjing itu mengidap scabiosis. Scabies pada anjing, atau sering disebut kudis, adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit tungau Sarcoptes scabiei.
Penyakit ini juga bisa menular ke manusia, lho. Ciri-cirinya? Timbul ruam kemerahan yang sangat gatal. Hal ini karena tungau scabies menggali terowongan di bawah kulit kita, sehingga menimbulkan rasa gatal yang tinggi. Jika hewan peliharaanmu didiagnosa ini dan kamu juga merasa ada lesi gatal, segera datang ke dokter umum untuk juga, ya.
Apakah Jamur Pada Anjing dan Kucing Bisa Menular ke Manusia?
Jamur pada anjing dan kucing biasa disebabkan oleh golongan jamur Dermatofita. Sering disebut sebagai ringworm, jamur ini bersifat zoonosis (penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia dan sebaliknya).
Pada manusia, lesi yang muncul berbentuk lingkaran, berwarna merah, dan terasa gatal. Jangan sepelekan penyakit ini, ya. Pasalnya ringworm bisa dengan mudah menular ke manusia, apalagi pada anak-anak. Saat anjing atau kucingmu sudah didiagnosa penyakit ini, ada baiknya kamu meminimalisir paparan terhadap jamur ini ya.
Untuk anak-anak dan orang dengan sistem imun yang sedang lemah, ringworm lebih mudah menyerang. Kalau tiba-tiba ada lesi merah, bulat, penebalan kulit dan pinggirnya bersisik pada Hewanians, segera ke dokter umum, ya.
Apakah Jamur Pada Anjing dan Kucing Bisa Sembuh Sendiri?
Pengobatan untuk jamur pada anjing dan kucing memerlukan obat anti jamur oral dan desinfeksi rambut dan kulit anjing dengan shampoo khusus.
Jamur ringworm bisa bertahan sampai 18 bulan di lingkungan. Jadi, meski treatment pada anjing atau kucingmu sudah selesai, mereka bisa terinfeksi lagi, lho. Dari kontak langsung dengan orang dan hewan yang mengidap ringworm.
Hewanians juga bisa tertular dari menyentuh objek terkontaminasi. Spora jamur tetap “tidur” di sisir, sikat, tempat makan, furniture, tempat tidur, karpet, dan lain-lain. Itulah pentingnya desinfeksi rumah seandainya ada anggota rumah yang terinfeksi ringworm.
Berapa Lama Anjing dan Kucing bisa Menularkan Ringworm?
Anjing dan kucing yang terinfeksi ringworm bisa tetap menularkan selama kurang lebih 3 minggu jika pengobatan dilakukan secara benar. Jika tidak? Bisa lebih dari itu. Ikuti instruksi dokter hewan supaya jamur ini bisa hilang secara tuntas di tubuh dan di lingkungan ya, Hewanians!
Minimalisir kontak dengan anggota keluarga saat periode ini. Jika hasil pemeriksaan jamur kulit dalam 2 kali bernilai negatif berturut-turut, artinya pengobatan sudah baik dan sudah negatif.
Baca juga: 4 Kondisi yang Dapat Menyebabkan Penyakit Kulit pada Anjing
Bagaimana Cara Mencegah Penyakit Kulit di Anjing dan Kucing?
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Selalu jaga kebersihan rumah dan lingkungan, visit rutin ke dokter hewan, dan gunakan obat anti parasit rutin tiap bulan. Jangan lupa untuk memandikan peliharaanmu secara rutin dan benar, ya. Keringkan sampai benar-benar kering supaya tidak ada area lembab tempat tumbuh jamur dan bakteri.
Masih punya pertanyaan mengenai hal ini? Langsung saja konsultasi online dengan dokter hewan di Hewania, ya!
