Hewanians, apakah kamu pernah mendengar penyakit pyoderma pada anjing dan kucing? Superficial pyoderma adalah infeksi bakteri pada bagian kulit atas dan folikel rambut.
Mengapa superficial pyoderma bisa terjadi? Biasanya pyoderma terjadi akibati infeksi sekunder dari penyakit lainnya. Misalnya trauma lokal, gangguan keratinisasi, infestasi parasit (misalnya demodex), faktor hormon (hipotiroidisme dan hyperadrenocorticism), dan alergi (lingkungan, makanan, pinjal).
Saat bakteri sudah masuk sampai kulit bagian dalam atau menyebabkan furunkulosis, pyoderma bisa dikategorikan sebagai deep pyoderma. Deep pyoderma biasanya terjadi pada anjing dengan sistem imun yang rendah dan mengidap demodekosis..
Karena banyaknya kasus ini, sudah banyak sekali penggunaan antibiotik untuk pyoderma. Namun, penyembuhan proferma sangat sulit untuk dilakukan karena banyak bakteri yang resisten.
Pyoderma berarti nanah di kulit. Kondisi-kondisi primer dari penyakit ini bisa menyebabkan penumpukan eksudat sel darah putih neutrofil di kulit (sehingga disebut pyoderma). Singkatnya, pyoderma berarti infeksi bakteri di kulit. Penyakit ini lebih sering menyerang anjing ketimbang kucing.
Ingin tahu lebih lanjut tentang pyoderma pada anjing dan kucing? Simak informasinya di bawah ini, ya!
Mengapa Pyoderma Pada Anjing dan Kucing Bisa Terjadi?
Penyebab pyoderma pada anjing dan kucing biasanya dipicu oleh overgrowth atau pertumbuhan bakteri normal yang terlalu banyak.
Pada kasus anjing, penyebab utama pyoderma adalah Staphylococcus pseudintermedius. Jika pyoderma superficial terjadi secara akut dan menyebabkan radang kulit yang basah atau lembab, kondisi ini bisa disebut dengan nama hot spots.
Pada kasus pyoderma yang terjadi pada lipatan kulit, kondisi ini sering disebut intertrigo.
Pada kucing, penyebab pyoderma biasanya disebabkan oleh Staphylococcus spp. Meski jarang terdiagnosa, biasanya pyoderma kucing terjadi karena kasus alergi, parasit, dan jerawat di bagian dagu.
Apa Saja Gejala Pyoderma pada Anjing dan Kucing?
Daerah hangat dan lembab merupakan tempat bakteri berkembang biak di kulit anjing.
Apa saja contohnya? Lipatan bibir, lipatan wajah, lipatan leher, ketiak, sela-sela jari, lipatan vulva, lipatan ekor memang menjadi tempat favorit bakteri berkembang biak.
Daerah siku tangan dan kaki juga seringkali menjadi tempat infeksi utama. Hal ini karena adanya tekanan terus menerus ketika anjing duduk dan iritasi.
Pada anjing, pyoderma superficial memiliki tanda-tanda seperti banyaknya area kebotakan pada bagian tubuh, bintil papula berisi cairan atau nanah, koreng, dan kulit bersisik.
Kemudian, tanda yang paling terlihat pada anjing adalah rasa sakit, korengan, bau, dan keluarnya darah serta nanah di kulit.
Pada kucing dengan deep pyoderma, biasanya tanda yang muncul adalah kebotakan, ulcer, dan korengan berdarah. Jika kondisi ini terjadi berulang-ulang pada kucing, sebaiknya kamu waspada.
Pasalnya kondisi tersebut bisa saja merupakan gejala penyakit sistemik pada seperti FIV atau FeLv.
Bagaimana Cara Mendiagnosa Pyoderma Pada Anjing dan Kucing?
Secara umum, diagnosa penyakit pada hewan peliharaan membutuhkan beberapa tahapan.
Pada kasus pyoderma, dokter hewan akan mendiagnosa hal ini berdasarkan karakter lesi, mengkonfirmasi ada tidaknya bakteri di mikroskop, apakah tergolong demodekosis (parasit) atau dermatofitosis (jamur), dan lain-lain.
Caranya juga bermacam-macam, bisa memakai lampu Wood, pengambilan sampel rambut dan kulit, kultur jamur, kultur bakteri, atauoun kerokan kulit.
Selain itu, sitologi kulit adalah alat diagnosa paling penting. Dengan sitologi, dokter hewan juga bisa melihat adanya sel radang dan bakteri, serta bisa melihat jamur Malassezia yang seringkali memperparah penyakit ini.
Serahkan Pyoderma Pada Anjing dan Kucing Pada Ahlinya!
Itulah informasi lengkap soal kotak pyoderma pada anjing dan kucing. Pyoderma merupakan salah satu penyakit serius yang harus ditangani oleh dokter hewan. Kamu bisa melakukan konsultasi dokter hewan online melalui layanan tele advice Hewania.
Tersedia berbagai dokter hewan yang bisa kamu pilih. Selain itu, kamu juga bisa mengatur jadwal konsultasi secara fleksibel.
Tunggu apalagi? Yuk konsultasikan kesehatan hewan peliharaanmu di Hewania!
Writer: drh. Carene Naomi
Editor: Galih Primananda Mulyana