Rabies adalah penyakit virus yang berbahaya dan mematikan karena virus rabies menyerang sistem saraf pusat, menyebar melalui saraf dari tempat infeksi ke otak. Hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan serta melibatkan sistem pernapasan, sehingga berujung pada
kematian.
Gejala awal rabies dapat muncul secara bertahap dan sulit dideteksi. Gejala awal yang dapat terjadi yaitu demam, penurunan energi dan juga nafsu makan. Setelah 2-4 hari, gejala rabies berkembang dengan cepat yang akan menyebabkan kelemahan atau kelumpuhan kaki, kejang, kesulitan bernapas, hipersalivasi karena kesulitan menelan, dan perilaku abnormal. Ada dua fase rabies yang umum dijumpai yaitu,
Furious Rabies (Ganas)
ganas (furious rabies) dan tenang (dumb rabies). Anjing yang terkena mungkin menunjukkan tanda-tanda salah satu atau kedua fasetersebut. Jika fase ganas berkembang, anjing bisa menjadi agresif dan terkadang menyerangsekelilingnya tanpa adanya pemicu. Anjing juga akan sering bersembunyi ditempat gelap dan menjadi lebih sensitif terhadap suara serta cahaya.
Dumb Rabies (Tenang)
Fase tenang yaitu anjing mulai tampak mengalami kelumpuhan berbagai sistem otot. Mereka sering kehilangan kemampuan untuk menelan, yang menyebabkan hipersalivasi dan mulut berbusa.
Penularan Rabies
Anjing dapat terinfeksi rabies melalui gigitan hewan yang terinfeksi, di mana virus ditularkan melalui air liur. Selain itu, air liur atau jaringan saraf hewan yang terinfeksi dapat mencemari
luka terbuka anjing atau selaput lendir mata, hidung, atau mulut, yang menyebabkan
penularan virus tanpa terjadi gigitan.
Rabies dapat dicegah dengan vaksinasi, pemberian vaksin pada anjing dapat mengurangi resiko penularan rabies baik dari hewan ke manusia atau sebaliknya.
Mau tahu bagaimana cara mendapatkan vaksin untuk anabul kalian agar tetap sehat? Untuk info lebih lanjut Hewanians bisa langsung konsultasi dengan dokter terpercaya di Website Hewania!
Writer: drh. Nurul Yaqien