Hello Hewanians! Rabies adalah penyakit yang mematikan dan sangat menular yang dapat mempengaruhi semua mamalia, termasuk manusia dan hewan peliharaan seperti anjing, kucing, dan kelinci. Meskipun penyakit ini cukup langka di banyak negara, bahaya rabies tetap ada dan memerlukan perhatian serius. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi penyebab, gejala, pencegahan, dan tindakan yang harus diambil jika Anda atau hewan peliharaan Anda terkena paparan rabies.
Baca Juga: Tak Hanya Rabies, Ini Jenis Penyakit Zoonosis pada Anjing Paling Umum!
Penyebab Rabies
Rabies disebabkan oleh virus yang tergolong dalam keluarga Rhabdoviridae. Virus ini dapat ditemukan dalam air liur hewan yang terinfeksi dan biasanya ditularkan melalui gigitan atau luka terbuka pada kulit. Setelah virus masuk ke dalam tubuh, ia menyebar ke sistem saraf dan otak, menyebabkan gejala yang serius dan akhirnya kematian.
Gejala Rabies
Gejala rabies pada hewan dapat bervariasi, tetapi berikut gejala yang umumnya muncul:
- Perubahan Perilaku: Hewan peliharaan Anda mungkin menjadi lebih agresif atau lebih tenang dari biasanya.
- Kesulitan Menelan: Hewan dapat mengalami kesulitan menelan, yang dapat mengakibatkan air liur berlebihan.
- Muntah dan Diare: Hewan mungkin muntah dan mengalami diare.
- Ketidakmampuan untuk Berdiri: Rabies dapat menyebabkan kelemahan otot yang signifikan, yang membuat hewan sulit untuk berdiri atau berjalan.
- Kecemasan dan Gelisah: Hewan dapat terlihat sangat cemas dan gelisah.
Pencegahan Rabies
Karena tingkat kefatalan yang sangat tinggi pada kasus rabies, pencegahan adalah kunci dalam menghadapi penyakit ini. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk mencegah penyakit ini:
1. Vaksinasi
Vaksinasi adalah metode pencegahan utama rabies. Hewan peliharaan Anda, terutama anjing dan kucing, harus divaksinasi secara rutin sesuai dengan jadwal yang ditetapkan oleh dokter hewan. Vaksinasi yang tepat waktu dapat memberikan perlindungan yang kuat terhadap rabies.
2. Hindari Kontak dengan Hewan Liar
Menghindari kontak dengan hewan liar yang berpotensi terinfeksi rabies adalah langkah penting. Ini termasuk menghindari hewan seperti kelelawar, rubah, rakun, dan opossum. Jika Anda menemukan hewan liar yang terlihat sakit atau berperilaku aneh, jauhkan diri Anda dan hewan peliharaan Anda dari mereka.
3. Batasi Akses Hewan Peliharaan Anda
Hewan peliharaan Anda harus diawasi saat mereka berada di luar ruangan. Pastikan mereka tidak memiliki akses ke hewan liar atau hewan yang tidak divaksinasi yang dapat membawa rabies.
4. Perawatan Medis Setelah Gigitan
Jika Anda atau hewan peliharaan Anda digigit oleh hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, segera mencari perawatan medis. Perawatan pasca paparan yang tepat waktu dapat mencegah penyakit ini berkembang.
Tindakan Setelah Paparan
Jika Anda atau hewan peliharaan Anda telah terpapar rabies, tindakan harus segera diambil:
1. Pengobatan Medis
Segera cari perawatan medis. Terapi pasca-paparan rabies harus dimulai sesegera mungkin setelah terpapar untuk mencegah perkembangan penyakit.
2. Karantina Hewan Peliharaan
Jika hewan peliharaan Anda terkena gigitan hewan yang dicurigai terinfeksi rabies, karantina dapat diperlukan. Ini untuk memantau kemungkinan perkembangan penyakit selama periode inkubasi.
Kesimpulan
Rabies adalah penyakit yang mematikan dan sangat menular yang dapat mempengaruhi manusia dan hewan peliharaan. Pencegahan melalui vaksinasi, menghindari kontak dengan hewan liar, dan perawatan medis setelah paparan adalah langkah-langkah penting dalam melindungi diri dan hewan peliharaan Anda dari bahaya rabies.
Untuk menjaga kesehatan anabulmu konsultasikan langsung dengan dokter hewan secara rutin! Anda bisa membawanya ke Hewania Vet Clinic karena kami siap memberikan perawatan terbaik untuk hewan peliharaan kamu. Klinik Hewania menawarkan berbagai jenis layanan, mulai dari pemeriksaan rutin hingga perawatan spesialis.
Jadi, tunggu apalagi? Segera buat janji dengan Hewania Vet Clinic untuk merawat hewan peliharaan kamu dan pastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang terbaik.
Writer: drh. Talita Milani