Mengetahui tentang Cat Scratch Disease (CSD) penting karena penyakit ini dapat memiliki dampak kesehatan pada kamu jika terinfeksi.
Mengetahui gejala CSD memungkinkan kamu untuk mengidentifikasi kondisi tersebut lebih awal. Ini termasuk cakaran atau gigitan kucing, pembengkakan kelenjar getah bening, demam, dan gejala lainnya. Dengan mengetahui gejala, seseorang dapat mencari perawatan medis lebih cepat.
Apa Itu Cat Scratch Disease?
CSD disebabkan oleh bakteri yang dikenal sebagai Bartonella henselae, yang dapat terbawa melalui air liur kucing yang terinfeksi dan di tubuh kutu kucing. Sesuai dengan namanya, infeksi bakteri ini umumnya menular dari kucing ke manusia melalui cakaran, meskipun dapat juga terjadi melalui luka gigitan atau saat kucing menjilati luka terbuka seseorang.
Pada kucing, bakteri ini sering kali ditularkan melalui gigitan kutu kucing yang terinfeksi, dan juga dapat ditemukan dalam kotoran kutu tersebut, yang dapat menjadi sumber infeksi jika terkena luka terbuka pada kucing atau manusia.
Apa Gejala Cat Scratch Disease?
Orang yang terinfeksi CSD biasanya mengalami pembengkakan dan kemungkinan lecet di lokasi cakaran atau gigitan. Kelenjar getah bening di sekitar luka dapat membengkak dan terasa nyeri, sementara individu yang terkena mungkin mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, kelelahan, dan kehilangan nafsu makan.
Siapa Saja yang Bisa Terkena Cat Scratch Disease?
Pada umumnya, orang dewasa yang sehat akan pulih tanpa efek jangka panjang, meskipun mungkin memerlukan waktu beberapa bulan hingga penyakit sepenuhnya hilang. Bagi individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, risiko mengalami komplikasi lebih besar, termasuk potensi infeksi pada mata, otak, dan jantung. Dalam kasus CSD yang parah, terapi antibiotik mungkin diperlukan untuk mengatasi infeksi.
Cara Mencegah Cat Scratch Disease?
Berikut adalah beberapa cara mencegah penyakit Cat Scratch Disease (CSD) pada manusia:
- Hindari Gigitan dan Cakaran Kucing: Usahakan untuk menghindari gigitan atau cakaran kucing, terutama dari kucing yang tidak dikenal atau yang terinfeksi: Jika kamu berinteraksi dengan kucing, hindari mainan atau perilaku yang dapat memicu kucing untuk menggigit atau mencakar.
- Pemeliharaan Kebersihan: Cuci tangan dengan sabun dan air hangat setelah bermain dengan kucing atau membersihkan kotak pasir. Pastikan luka atau cakaran pada kulit segera dibersihkan dengan air dan sabun.
- Menggunakan Pakaian Pelindung: Jika kamu bekerja di tempat yang mungkin memiliki risiko tinggi (misalnya, tempat penampungan kucing atau peternakan), pertimbangkan untuk menggunakan pakaian pelindung, seperti sarung tangan dan baju lengan panjang.
- Pemantauan Kesehatan Kucing: Pastikan kucing kamu mendapatkan perawatan kesehatan yang baik dan diimunisasi sesuai dengan jadwal. Berkonsultasilah dengan dokter hewan jika kucing menunjukkan gejala sakit atau perubahan perilaku.
- Pencegahan Kutu: Kutu pada kucing dapat menjadi vektor penyakit CSD. Gunakan pengobatan antiparasit yang direkomendasikan oleh dokter hewan untuk mencegah infestasi kutu pada kucing.
- Perawatan Diri Setelah Cakaran atau Gigitan: Jika kamu terkena cakaran atau gigitan kucing, bersihkan luka dengan air dan sabun secepat mungkin. Gunakan salep antibiotik pada luka untuk mencegah infeksi.
- Pengelolaan Risiko pada Kelompok Rentan: Perhatikan risiko CSD pada kelompok rentan seperti anak-anak atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pengawasan lebih ketat dan pencegahan tambahan dapat diperlukan.