Mungkin kamu pernah mengalami dimana saat kamu tiba sampai dirumah dari bekerja sebagai rutinitas kamu setiap harinya, tiba-tiba kamu mencium aroma yang tidak sedap dari dalam ruangan rumah kamu, “kamu ingat kalau kamu ada sampah dapur” yang hendaknya dibuang,
Namun rupanya tidak, bau itu terus tercium dan itu semakin pekat datang dari sudut ruangan yang rupanya aroma tidak sedap itu akibat kitten peliharaan kamu telah menghiasi ruangan dengan kotoran yang berceceran dimana mana.
Kotoran kitten peliharaan kamu sedikit encer seperti bubur berwarna kecoklatan, dan tentunya sangat bau. Kamu menyadari bahwa kucing kamu sedang menderita Diare. kok bisa ya?
Apa itu Diare pada Kucing?
Diare merupakan istilah yang digunakan ketika kucing kamu mengeluarkan feses yang tidak berbentuk atau berair dengan frekuensi defekasi yang sering.
Ini dapat berarti indikasi adanya masalah pencernaan yang bisa saja ringan dan dapat diatasi dengan penanganan yang sederhana, atau bisa juga sebagai indikasi penyakit serius seperti tumor/kanker yang membutuhkan penanganan serius loh, seperti dehidrasi dan tidak seimbangnya cairan tubuh pada kucing kamu.
Diare merupakan kondisi pada kucing kamu dimana kontraksi saluran cerna lebih cepat dari normalnya, dan menurunnya penyerapan air pada usus besar, elektrolit dan nutrisi, kondisi ini perlu dipertimbangkan dan konsultasikan ke dokter hewan kamu, jika tidak ditangani kondisi ini dapat berakibat fatal bagi kucing kamu.
Mengapa Kucing Bisa Diare?
Ada banyak penyebab diare pada kucing, namun berikut ini adalah penyebab-penyebab kucing kamu bisa mengalami muntah dan diare:
-
- Alergi makanan
- Keracunan (tanaman, makanan, bahan kimia, obat-obatan manusia)
- Benda asing (mainan, kawat, kertas, benang, karet gelang)
- Pergantian makanan yang terlalu cepat
- Intususepsi usus
- Inflammatory bowel disease
- Parasit intestinal
- Kanker
- Virus, jamur, dan bakteri
- Gangguan metabolisme (penyakit ginjal, pankreatitis, diabetes, penyakit tiroid)
- Alergi terhadap pengobatan tertentu
Karakteristik diare yang berasal dari kerusakan saluran cerna atas (usus kecil) akibat penyakit tertentu sangat berbeda dengan karakteristik diare pada saluran cerna bawah (usus besar) disamping itu diagnosa serta penanganannya tentu berbeda pula, maka dibawah ini akan dijabarkan agar kamu dapat mengetahui perbedaan dari keduanya :
Karakteristik diare pada usus kecil (small intestine)
- Tidak tampak adanya kesulitan jika anabul poo
- Jumlah feses yang dikeluarkan relative banyak
- Pergerakan usus meningkat (mild) (3-5 kali defekasi/hari),
- Sering disertai dengan gejala muntah,
- Tidak adanya lendir pada feses
- Umumnya diikuti dengan penurunan berat badan
- Meningkatnya akumulasi gas dalam saluran cerna
- Meningkatnya suara saluran cerna (korelasi dengan peningkatan peristaltik usus)
- Jika tampak ditemukan perdarahan, maka feses cenderung berwarna hitam
Penyebab diare pada usus kecil (small intestine)
Ada banyak penyebab diare yang dapat merusak bagian usus kecil, seperti dibawah ini:
- Campylobacter
- intestinal parasit
- Giardia
- Foreign bodies
- Bacterial overgrowth
- Inflammatory bowel disease
- Dietary indiscretion
- Sudden changes in diet
- Food allergies
- Toxins
- Intestinal tumors
- Feline panleukopenia virus
- Feline coronavirus (FCoV)
- Feline leukemia virus (FeLV)
- Feline infectious (FIV)
- Salmonella
- Clostridium
- Fungal infection
Karakteristik diare pada usus besar (large intestine)
- Jumlah feses yang dikeluarkan relative sedikit
- Meningkatnya frekuensi defekasi >5 x sehari
- Gelisah, dan tampak timbul rasa sakit pada perut dan timbul hasrat ingin poo
- Umumnya mengalami kesulitan untuk defekasi
- Jika ditandai adanya darah, maka feses akan berwarna merah terang
- Feses terkadang berisi lendir
- Umumnya tidak disertai adanya gejala muntah, tapi 30% kucing yang menderita mengalami muntah
- Umumnya tidak mengalami penurunan berat bada
Penyebab diare pada usus besar (large intestine)
- Virus (FeLV dan FIV)
- Stres
- Polip
- Inflammatory bowel disease
- Cacing cambuk
- Kanker
- Megacolon
- ulcerative colitis
Selain akibat masalah pencernaan itu sendiri, gangguan organ tubuh diluar saluran pencernaan terkadang dapat mengakibatkan gejala diare seperti masalah ginjal, hati dan pankreas.
Gejala diare pada kucing kamu yang dapat kamu tangani dirumah
- Kucing masih dapat beraktivitas normal
- aktif
- nafsu makan masih bagus
- Tidak adanya gejala muntah
- Pastikan kucing kamu sudah divaksinasi secara lengkap
- Umur kucing dewasa, tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua (terkait dengan faktor predisposisi penyakit)
- Pastikan kucing kamu tidak memiliki riwayat penyakit tertentu (pre-existing), seperti kanker, ginjal, atau penyakit addison’s.
Meski demikian, tetap lakukan konsultasi atau tanya ke dokter hewan kamu dengan mendetail mengenai masalah kesehatan kucing kamu ya, Hewanians.
Gejala diare pada kucing kamu yang tidak dapat kamu tangani dirumah (kondisi emergency).
- Jika kamu menduga kucing kamu tidak sengaja menelan toxin atau poison,
- Kondisi kucing lemas, lesu.
- Tidak nafsu makan,
- Munculnya gejala muntah (frekuensi muntah meningkat atau berulang-ulang, muntah segera setelah disuap makan),
- Diare terus-menerus (lebih dari 24-36 jam) meski telah diupayakan memberikan obat di rumah.
- Adanya darah dalam feses.
- Feses berwarna hitam atau berwarna seperti tar, dengan konsistensi cair atau soft,
- Kucing nampak mengejan tetapi tidak banyak feses yang dikeluarkan,
- Gusi berwarna pucat, kekuningan, kebiruan-keunguan, abu-abu,
- Kucing kamu menunjukan sakit perut (nafas terengah-engah, mengerang, dan menolak untuk disentuh),
- Ada cacing yang keluar dari feses atau material muntahannya.
Jika kondisi ini terjadi pada kucing kesayangan kamu, maka segera bawa ke dokter hewan kamu untuk mendapat penanganan secara cepat dan tepat.
Jangan mencoba untuk menunda atau menunggu agar kondisi diatas dapat mereda, sebagian kondisi tersebut dapat membahayakan nyawa kucing kesayangan kamu apabila terlambat untuk ditangani. So, upayakan sesegera mungkin ya Hewanians!
Bagaimana pertolongan pertama saat kucing diare yang boleh dilakukan dirumah
Jika kamu bertekad untuk mencoba melakukan hal ini dan melihat kondisi kucing kamu masih cukup baik meskipun diare telah berlangsung 24-36 jam belum ada perkembagan, mungkin kamu dapat melakukan hal ini :
Istirahatkan (Rest)
Sama seperti kita. istirahat itu penting. berikan kucing kamu suasana yang tenang dan nyaman untuk membantu memulihkan kondisinya. tempatkan kucing kamu di dalam ruangan dengan extra litter box dan lantai yang mudah dibersihkan saat kucing kamu diare di beberapa tempat.
Jangan puasakan kucing kamu
Puasa merupakan bukan ide yang bagus untuk kucing kamu yang sedang diare (berbeda dengan anjing mungkin bisa dilakukan hal ini). saat diare kucing kamu tetap membutuhkan nutrisi dari makanan yang dimakan, jadi tetap bantu suap makannya. Meski demikian apabila ada gejala muntah-muntah, kamu bisa tunda untuk beberapa saat, dan segera hubungi dokter hewan kamu.
Rehidrasi
Pentingnya untuk menjaga status hidrasi kucing kamu saat diare, selama periode ini, kamu bisa memberikan air beras.
Banyak manfaat dari air beras ini jika dikonsumsi kucing kamu yang menderita diare diantaranya, melancarkan pencernaan, mengurangi gas dan kembung, kaya akan mineral yang penting, dan sumber karbohidrat sebagai sumber energi. tidak disarankan menggunakan beras merah, karena sangat tinggi serat. Cara membuatnya adalah 1 cup beras putih dicamput 4 cup air. (1 cup setara dengan 236,5 ml atau 250 gr/cup air).
Aturan pakainya : larutkan 1 cup beras putih dengan 4 cup air dan rebus hingga muncul warna putih creamy kemudian pisahkan air dengan nasinya, dan dinginkan. setelah dingin, berikan air beras tersebut kepada kucing kamu. berikan 4-6 x sehari secukupnya. jangan paksakan apabila kucing muntah terus-menerus setelah disuap makan. Hubungi dokter hewan segera.
Home made diet atau blend diet option
Sebagai alternatifnya bila kucing kamu susah makan, kamu boleh coba buat menu sendiri dengan ingredien seperti campuran nasi putih atau air beras dengan daging ayam (boneless, skinless), atau menggunakan daging turkey. Pastikan jangan berikan bawang merah dan bawang putih dalam makanan kucing kamu.
Jika memasak itu adalah ide yang buruk bagi kamu, maka tidak perlu khawatir kamu bisa berikan commercial cat food, bisa dalam bentuk kering atau basah.
Lama pemberian blend diet ini dapat diberikan 1-2 minggu, selama periode tersebut, berikan makanan tersebut sedikit-sedikit setiap 3-4 jam. jika diare perlahan membaik, kemudian pada minggu selanjutnya kamu boleh berikan sedikit makanan reguler kucing kamu tapi tidak disarankan ganti makanan secara total. untuk sementara ini jangan berikan makanan lain selain makanan regulernya sampai saat kamu sudah mengganti makanan dengan reguler food secara penuh.
Adakah hal lain yang dapat membantu mengatasi diare pada kucing kamu? masih ada yang dapat kamu berikan nih, yaitu pemberian probiotik.
Probiorik baik diberikan saat kcuing kamu diare, probiotik membantu menyemimbangkan bakteri flora normal pada saluran pencernaan kucing kamu dan meningkatkan imunitas kucing kamu. selain itu kamu dapat memberikan serat tambahan pada makanannya, beberapa contoh makanan yang kaya akan serat yang dapat diberikan adalah dedak gandum, wortel yang dimasak,kacang hijau, brocoli, bayam, dan selada.
Namun pastikan kucing kamu banyak minum air selama pemberian serat ini, karena kekurangan air dan tinggi serat akan menimbulkan masalah lain pada saluran pencernaan.
Pastikan juga bahwa jika kamu ingin membeli makanan serat komersial tidak mengandung bahan kimia yang dapat berbahaya bagi kucing kamu, seperti Xylitol.
Hal yang tidak boleh dilakukan saat kucing kamu mengalami diare
Terkadang kita ingin memberikan obat yang kita ketahui, atau kita sering menggunakan sewaktu kita mengalami kondisi yang sama yaitu diare. hal ini akan berefek baik pada kita, namun tidak demikian pada kucing pada umumnya.
Tidak disarankan memberikan obat-obatan medis tapa resep dokter hewan atau pemberiannya tanpa pengawasan oleh dokter hewan, karena sebagaian besar penggunaan obat extra-label tersebut dapat berefek tidak menguntungkan bagi kucing kamu. Obat obatan ini dapat diberikan ke kucing kamu apabila dokter hewan kamu mengizinkan dan dosis penggunaan yang jelas.
Alasan kenapa tidak boleh sembarangan memberikan obat extra-label atau obat manusia ke anabul karena dapat bersifat beracun dan membahayakan anabul kamu apabila diberikan dengan dosis yang tidak tepat loh.
bayangkan saja suatu obat memiliki indikasi tertentu kenapa obat tersebut diberikan, jika penggunaaannya tidak tepat maka akan berdampak sebaliknya. Misalnya, kebanyakan kandungan atau zat yang ada di dalam obat tersebut tidak semua cocok dengan anabul kamu, akibatnya muncul alergi dan bisa menimbulkan overdose serta kematian. Pastinya kamu tidak mau anabul kamu menderita, bukan? hanya karena ingin instan dan alasan obat mudah didapatkan sehingga menjadikan anabul sebagai percobaan.
Sebelum dokter hewan memberikan obat tersebut ke anabul kamu, dokter akan mempelajari terlebih dulu secara detail dari segi usia, identifikasi ras, riwayat penyakit, serta kondisi tubuh dan organ anabul secara komprehensif, ini berhubungan dengan pemilihan obat yang tepat untuk anabul kamu sehingga tidak akan menimbulkan sesuatu yang buruk dikemudian hari. Tapi berbeda halnya kalau obat itu diberikan secara sembarangan dengan dosis yang tidak tepat, maka bisa dibayangkan dampaknya terhadap anabul kesayangan kamu.
Jadi, informasi yang terkadang kamu terima diluar sana belum tentu baik untuk anabul kamu yah. Maka ada baiknya selalu konsultasikan ke dokter hewan kamu ya.
Writer: drh. Putu Gede Buda
Editor: Galih Primananda Mulyana