Parkit adalah burung yang cocok untuk pemula bagi pecinta hewan yang tertarik untuk memelihara burung sebagai teman. Seperti halnya hewan peliharaan lainnya, harapan hidup parkit harus dipertimbangkan sebelum menambahkannya ke keluarga berbulu Anda. Parkit adalah burung yang karismatik dan suka bersosialisasi, tetapi membutuhkan banyak perhatian.
Rentang Hidup Parkit
Parkit yang paling umum di penangkaran adalah parkit kecil atau parkit besar. Di penangkaran, parkit kecil dapat hidup antara 7-15 tahun. Ini hampir dua kali lipat harapan hidup parkit liar. Di alam liar, parkit kecil dapat hidup antara 4-6 tahun karena ancaman pemangsaan.
Baca Juga: Bisakah Essential Oil Membunuh Kutu dan Caplak pada Kucing? Ini Jawabannya!
Apa yang Membuat Beberapa Parkit Berumur Lebih Lama dari Lainnya?
Banyak faktor yang dapat memengaruhi berapa lama parkit dapat hidup. Pemeliharaan yang baik sangat penting jika parkit tidak mendapatkan pemeliharaan yang baik, maka masa hidupnya dapat dipersingkat secara drastis. Nutrisi merupakan faktor penting lainnya. Ada banyak jenis makanan parkit yang tersedia, dan makanan yang seimbang diperlukan untuk membantu parkit Anda menjalani hidup yang lengkap.
Harapan hidup parkit juga dipengaruhi oleh adanya penyakit. Parkit umumnya menderita:
- Kegemukan
- Kaki atau wajah bersisik (tungau Knemokotopes)
- Bertelur kronis
- Tumor
Kesehatan dan Pencegahan Penyakit Parkit
Untuk menjaga kesehatan parkit peliharaan Anda, pencegahan adalah kuncinya. Membangun hubungan dengan dokter hewan unggas yang berpengalaman akan memungkinkan panduan terbaik untuk memastikan parkit Anda memiliki kehidupan yang memuaskan. Burung dapat pandai menyembunyikan fakta bahwa mereka sakit, jadi jika Anda merasa mereka mungkin sakit, hubungi dokter hewan Anda. Bantu pantau atau cegah penyakit umum dengan menyediakan parkit Anda dengan:
- Kunjungan rutin ke dokter hewan (tahunan)
- Pemeriksaan darah dan pemeriksaan parasit tahunan
- Karantina semua burung baru minimal selama 30 hari
- Pengayaan kandang untuk mengamati perilaku
- Buat parkit Anda tidak peka terhadap penanganan yang akan memudahkan mereka untuk dibawa dan diperiksa dokter hewan
Pola Makan Parkit
Parkit adalah granivora, artinya mereka hanya memakan biji-bijian dan biji-bijian. Pola makan biji-bijian dan biji-bijian di penangkaran tidak sama dengan di alam liar. Parkit liar sering memakan biji rumput, biji chenopoda, dan tanaman biji-bijian. Meskipun semua pola makan biji-bijian tersedia untuk parkit, banyak di antaranya tidak menyediakan protein, vitamin, dan mineral yang tepat untuk membantu parkit berumur panjang. Parkit dapat mengembangkan banyak penyakit gizi jika diberi pola makan yang tidak seimbang. Banyak
pola makan biji-bijian tidak memiliki kadar kalsium dan vitamin A yang memadai. Pola makan seimbang berupa pelet dianjurkan untuk mencegah penyakit gizi apa pun. Biji-bijian dan millet dapat digunakan sebagai pengayaan perilaku untuk mendorong perilaku merumput.
Baca Juga: Herbivora Rasa Karnivora: Bolehkah Kuda Makan Daging?
Rekomendasi Habitat Parkit
Parkit harus diberikan habitat seluas mungkin. Dimensi kandang harus minimal 45 cm lebar dan 45 cm panjang. Untuk parkit, kandang yang menyediakan ruang lantai yang cukup adalah hal yang lebih penting. Ini akan membantu mendorong perilaku alami seperti mencari makan. Jarak jeruji kandang harus sekitar ⅜ inchi atau sekitar 1 cm.
Parkit harus diberikan beberapa tempat bertengger dengan ukuran berbeda dan diarahkan ke arah berbeda untuk meniru lingkungan alaminya. Diameter tempat bertengger harus antara 3/8–3/4 inci atau sekitar 1 – 2 cm. Tempat bertengger dapat dibuat dari berbagai bahan lembut atau halus. Tempat bertengger yang terbuat dari bahan abrasif dapat menyebabkan cedera kaki, jadi pastikan untuk memeriksa setiap tempat bertengger sebelum menempatkannya di dalam kandang.
Cara Meningkatkan Umur Parkit Anda
Ada banyak cara yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesehatan dan kebahagiaan parkit Anda, yang dapat memperpanjang umurnya. Selalu konsultasikan dengan dokter hewan untuk menentukan praktik perawatan terbaik bagi parkit Anda. Kiat-kiat umum mungkin meliputi:
- Lakukan riset sebelum menambahkan parkit ke keluarga Anda!
- Pastikan Anda dapat memberikan perawatan yang memadai untuk satu atau beberapa parkit.
- Berikan nutrisi lengkap setiap hari
- Berikan akses air gratis
- Berikan interaksi sosial yang memadai
- Berikan kesempatan mencari makan secara aktif bagi spesies ini
- Berikan blok mineral, tulang sotong, dan blok kayu untuk membantu menjaga paruhnya tetap rapi
- Tetap ikuti pemeriksaan dokter hewan tahunan (jalin hubungan sejak dini dengan dokter hewan yang berpengalaman dengan burung)
- Pastikan untuk bertanya kepada dokter hewan tentang pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan parasit
- Pastikan untuk mengkarantina semua burung peliharaan baru yang masuk ke dalam rumah setidaknya selama 30 hari.
Baca Juga: 6 Makanan Burung Kakak Tua yang Paling Baik
Pastikan kamu memberikan yang terbaik bagi hewan kesayangan kamu. Salah satu hal penting yang harus dilakukan adalah dengan membawa hewan peliharaan kamu ke klinik hewan secara rutin untuk memeriksakan kesehatannya.
Di klinik hewan, dokter hewan akan melakukan pemeriksaan terhadap hewan peliharaan kamu untuk mengetahui kondisi kesehatannya. Dokter hewan juga dapat memberikan saran dan rekomendasi tentang perawatan yang tepat bagi hewan peliharaan kamu.
Jangan biarkan hewan peliharaan kamu menderita karena tidak mendapatkan perawatan yang tepat. Segera buat janji dengan klinik hewan dan bawa hewan peliharaan kamu untuk diperiksa.
Jika kamu mencari tempat yang tepat untuk merawat hewan peliharaan kamu, Klinik Hewania adalah pilihan yang tepat untuk kamu!
Klinik Hewania menyediakan berbagai pilihan dokter hewan yang berkualitas, siap memberikan perawatan terbaik untuk hewan peliharaan kamu. Klinik Hewania menawarkan berbagai jenis layanan, mulai dari pemeriksaan rutin hingga perawatan spesialis.
Jadi, tunggu apalagi? Segera buat janji dengan Klinik Hewania untuk merawat hewan peliharaan kamu dan pastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang terbaik
Writer: drh. Ida Sukma Kuswardhani