Perubahan sikap ataupun ketidaknormalan kondisi fisik kucing bisa menjadi tanda bahwa kucing dalam kondisi yang tidak baik-baik saja alias sedang sakit. Sebagai pemilik kucing, sudah seharusnya kamu mewaspadai kondisi tersebut. Nah, jika terjadi telinga kucing berair dan tidak mau makan, bisa jadi kucing mengalami infeksi telinga sehingga harus segera ditangani.
Penyebab Telinga Kucing Berair
Pada saat telinga kucing dalam kondisi sehat, maka warna di dalamnya akan terlihat merah muda, bersih, dan tidak berbau. Namun, jika kamu melihat telinga kucing berair, kotoran telinganya berwarna kucing atau hitam, serta tercium aroma yang tidak sedap, bisa jadi kesehatan telinga kucing sedang terganggu. Berikut adalah penyebab umum dari telinga kucing berair tersebut.
1. Tungau Telinga
Tungau telinga yang berukuran begitu kecil merupakan penyebab paling umum terjadi gangguan pada telinga kucing. Seekor tungau saja bisa memicu kucing merasa tidak nyaman, sehingga membuatnya menunjukkan gejala seperti menggelengkan kepala berulang kali, menggaruk telinga berulang kali hingga berdarah, yang kemudian memicu terjadinya infeksi telinga.
2. Infeksi Telinga
Infeksi telinga yang dialami oleh kucing bisa dipicu oleh berbagai hal, seperti pertumbuhan jamur atau bakteri yang diluar kendali, alergi atas makanan atau polen, munculnya polip atau tumor di saluran telinga, hingga penumpukan wax di saluran telinga. Infeksi telinga yang dialami kucing umumnya dibedakan menjadi beberapa tipe, sesuai dengan lokasi infeksi terjadi di telinga.
Tipe Infeksi Telinga Kucing
1. Otitis Externa
Otitis externa merupakan istilah untuk infeksi yang terjadi pada bagian terluar telinga kucing, termasuk kanal telinganya. Kucing yang menderita otitis externa biasanya akan menunjukkan gejala seperti menggelengkan kepala secara berlebihan, menggaruk telinga berlebihan, area bagian luar telinga yang iritasi, memerah, membengkak, berbau, serta mengeluarkan cairan.
Sangat penting sifatnya untuk mengobati infeksi telinga pada saat masih menyerang bagian luar telinga kucing ini. Pasalnya, jika dibiarkan begitu saja tanpa pengobatan, infeksi akan bisa menyebar ke bagian tengah dan dalam telinga. Jika sudah mencapai bagian dalam telinga, maka akan bisa merusak jaringan di sana dan memicu kehilangan pendengaran permanen.
2. Otitis Media
Jika kondisi otitis externa sudah parah, maka akan bisa berpindah ke bagian telinga yang lebih dalam lagi, yakni mencapai ke gendang telinga. Infeksi yang sudah sampai ke lokasi ini disebut sebagai otitis media. Otitis media memicu gejala seperti menggelengkan kepala, menggaruk telinga yang terinfeksi, memutar kepala ke arah telinga yang terinfeksi, serta kemunculan gejala otitis externa.
Pada saat kucing mengalami otitis media, kamu mungkin juga akan menyadari kalau ada perubahan yang terjadi pada wajah kucing, mengingat beberapa saraf melewati area telinga yang terinfeksi. Perubahan pada bentuk wajah yang bisa dipicu oleh otitis media seperti mata cekung, pupil mata mengecil, mencuatnya selaput mata, hingga kelopak mata yang menurun.
3. Otitis Interna
Jika infeksinya sudah mencapai bagian terdalam telinga kucing, kondisinya disebut dengan otitis interna. Kondisi telinga kucing berair dan tidak mau makan bisa jadi disebabkan karena infeksi telinga kucing sudah mencapai tahap ini. Pada tahap ini, infeksi telinga kucing sudah merusak koklea dan sistem vestibular, dimana kerusakan tersebut tidak bisa diperbaiki lagi.
Saat kucing menderita otitis interna, maka gejala yang umum muncul seperti kehilangan keseimbangan, kesulitan untuk bergerak, mata kering, mual, muntah, keluarnya air liur, kehilangan nafsu makan, hingga pergerakan mata yang abnormal. Otitis interna ini bisa memicu kucing kehilangan kemampuan mendengarnya atau menjadi tuli.
Mengurangi Risiko Infeksi Telinga Kucing
Agar kucing bisa terhindar dari infeksi telinga, sebisa mungkin kamu harus berusaha untuk mengurangi risikonya. Kamu bisa mengurangi risiko infeksi telinga pada kucing dengan melakukan pemeriksaan telinga kucing secara rutin, serta menjaga kebersihan area kandang dan tempatnya bermain, untuk membasmi keberadaan tungau, bakteri, serta keberadaan alergen lainnya.
Saat telinga kucing berair dan tidak mau makan, bisa jadi itu pertanda kalau kucing sedang mengalami infeksi telinga. Segera periksakan kucingmu ke dokter hewan, untuk mengetahui secara pasti penyebab dari perubahan kondisi kucing tersebut. Jangan sampai kondisinya yang tidak normal tersebut dibiarkan begitu saja, karena akan bisa memicu kondisi yang makin buruk ke depannya.
Jika ingin konsultasi dengan dokter hewan terpercaya untuk menangani hewan yang sedang sakit, dapat langsung konsultasi lebih lanjut di aplikasi dan website Hewania sekarang juga!
https://hewania.com/dokter-hewan/
Sumber: drh. Carene Naomi
Fries, Wendy C. (2022, Agustus 07). Ear Discharge in Cats. WebMD. Diakses pada tanggal 24 Januari 2023 melalui https://pets.webmd.com/cats/ear-discharge-in-cats
Edgar, Julie. (2022, November 07). Ear Infections in Cats: Causes, Treatment, and Prevention. WebMD. Diakses pada tanggal 24 Januari 2023 melalui https://pets.webmd.com/cats/ear-infections-in-cats-causes-treatment-and-prevention
Jones, Lauren. (2022, September 14). Cat Ear Infections. PetMD. Diakses pada tanggal 24 Januari 2023 melalui https://www.petmd.com/cat/conditions/ears/cat-ear-infections
Ward, Ernest. Ear Infections in Cats (Otitis Externa). VCA Animal Hospitals. Diakses pada tanggal 24 Januari 2023 melalui https://vcahospitals.com/know-your-pet/ear-infections-in-cats-otitis-externa
Llera, Ryan. Inner Ear Infection (Otitis Interna) in Cats. VCA Animal Hospitals. Diakses pada tanggal 24 Januari 2023 melalui https://vcahospitals.com/know-your-pet/inner-ear-infection-otitis-interna-in-cats
Writer: drh. Carene Naomi