Autisme atau dalam bahasa medis disebut autism spectrum disorder (ASD) pada manusia merupakan penyakit yang telah banyak didiagnosa oleh dokter- dokter di seluruh dunia selama beberapa dekade terakhir. Sudah begitu banyak penelitian, pemikiran, perhatian, serta perawatan yang tercurahkan untuk para penderita autisme ini terutama pada usia muda atau anak- anak. Perhatian yang besar ini juga mengundang beberapa pertanyaan dalam dunia kedokteran hewan, seperti bisakah anjing terdiagnosa autis? Lalu bagaimana perbedaan spektrum pada ekspresi manusia dengan hewan yang mengalami gangguan autisme?
Mungkin anda juga bertanya- tanya apakah anjing bisa mengalami autisme? Dan bagaimana gejala serta perawatannya? Berikut adalah sedikit penjelasan mengenai diagnosa autisme pada anjing.
Baca Juga: Ketahui ciri Reverse Sneezing pada Anjing!
Apa itu autis?
Sebelum menyelam lebih dalam, anda perlu mengetahui apa definisi dari autis. Autisme merupakan gangguan atau kecacatan perkembangan yang mengganggu kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi. Pada manusia autis memiliki beberapa ciri antara lain :
- Kesulitan atau ketidakmampuan untuk memahami emosi orang lain
- Menghindari kontak fisik
- Mudah kesal dengan perubahan lingkungan
- Suka melakukan kegiatan yang sama atau bermain dengan cara yang sama berulang kali
- Keterlambatan berbahasa, gerakan, keterampilan kognitif
- Kejang
- Stres
- Tubuh berputar-putar
Bisakah anjing terserang autis?
Jawabannya iya. Ternyata anjing juga bisa mengidap ASD (autism spectrum disorder) namun pada anjing disebut canine dysfunctional behaviour (CDB). Pada anjing penyakit ini merupakan kondisi idiopatik, yang artinya penyebabnya tidak diketahui, dan bisa terjadi karena genetik sehingga anjing dilahirkan sudah membawa penyakit tersebut. Pada anjing ditemukan bahwa gangguan ini terjadi akibat kekurangan neuron tertentu di otak mereka yang membantu mereka dalam bersosialisasi. Neuron yang hilang ini disebut dengan neuron “mirror”. Neuron ini bekerja membantu anak anjing dan anjing muda meniru perilaku anjing dewasa pada lingkungan sekitarnya. Tanpa neuron tersebut anjing tidak dapat mengembangkan perilaku sosial ini dan akhirnya mirip dengan ASD pada manusia.
Kondisi pada anjing yang mirip seperti autis
Selain canine dysfunctional disorder terdapat beberapa gangguan lain yang menghasilkan tanda klinis mirip dengan autisme pada manusia. Berikut adalah beberapa contohnya :
1. Canine anxiety.
Anjing dengan kondisi jni dapat menunjukkan perilaku kompulsif seperti mengunyah atau berputar- putar secara kompulsif, mengalami hipersensitif terhadap suara dan sentuhan, dan mencari lingkungan atau suatu tempat yang familiar dalam ingatannya, menghindari games atau kontak mata.
2. Intracranial neurological disease seperti encephalitis.
Anjing dengan kondisi ini memiliki episode abnormal yaitu berperilaku terpaku atau berputar- putar selama beberapa waktu bahkan memiliki perilaku mengunyah yang obsesif.
3. Hipotiroidisme.
Anjing dengan kondisi ini mengalami kelesuan parah yang akhirnya membuat mereka menyendiri atau malas. Meskipun demikian tidak diikuti dengan perilaku kompulsif.
Jika anda mengkhawatirkan salah satu gangguan- gangguan diatas terkena pada anjing anda, maka sebaiknya konsultasikan dengan dokter hewan anda untuk mendapatkan beberapa rekomendasi pengujian perilaku, pemeriksaan darah, hingga pemeriksaan pencitraan otak lanjutan seperti MRI atau CT scan.
Autis pada manusia vs Canine Dysfunctional Behaviour
Untuk mengerucutkan autisme pada anjing memang sedikit sulit. Namun gangguan canine dysfunctional behaviour (CDB) tidak memiliki spektrum yang sama dengan autisme manusia. Sehingga dokter hewan akan melihat melalui perilaku klinis saat mengalami gangguan dan saat kondisi normal. Berikut adalah tanda- tanda vanine dysfunctional behaviour (CDB) :
- Perilaku antisosial. Perilaku ini muncul saat anda mengajaknya berjalan- jalan atau saat berada di dogpark. Perilakunya adalah anjing anda tidak tertarik untuk berinteraksi dengan anjing yang lainnya.
- Perilaku obsesif- kompulsif. Perilaku ini ditandai dengan berputar- putar obsesif, mengejar ekor sendiri, menggertakkan giginya.
- Respon rangsangan yang tidak sesuai atau tidak tepat. Seperti saat anda hendak mengelus lembut kepalanya namun respon yang muncul dengan jeritan yang sangat kencang. Reaksi hipersensitif tersebut bisa menyebabkan rasa sakit, agresi, atau ketakutan. Bahkan mereka juga bisa menjadi sangat sensitif dengan kebisingan yang muncul tiba- tiba.
- Menghindari lingkungan baru. Anjing dengan CDB tidak suka dengan lingkungan baru yang ramai bahkan lebih suka menyendiri di bawah tempat tidur untuk menghindari rangsangan baru.
- Kelesuan/ penurunan aktivitas fisik.
Apa yang perlu dilakukan jika anjing terserang autis?
Jika anda khawatir anjing anda mengalami gejala- gejala yang sama seperti diatas maka anda dapat segera mendiskusikannya dengan dokter hewan anda untuk mendapatkan pemeriksaan fisik serta beberapa rangkaian pemeriksaan lainnya untuk mengerucutkan gangguannya pada anjing anda.
Untuk menjaga kesehatan anda konsultasikan langsung dengan dokter hewan anda! anda juga bisa langsung membuat janji dan mendapatkan perawat di Hewania Vet Clinic karena kami siap memberikan perawatan terbaik untuk hewan peliharaan kamu. Klinik Hewania menawarkan berbagai jenis layanan, mulai dari pemeriksaan rutin hingga perawatan spesialis.
Jadi, tunggu apalagi? Segera buat janji dengan Hewania Vet Clinic untuk merawat hewan peliharaan kamu dan pastikan bahwa mereka mendapatkan perawatan yang terbaik.
Writer: drh. Ida Sukma Kuswardhani