bt_bb_section_bottom_section_coverage_image

Waspada, Ini 3 Penyebab Sinking Disease Pada Ikan Koi yang Harus Kamu Ketahui

January 27, 2022by Galih Primananda0

Hewanians, penyakit sinking disease pada ikan koi saat ini tengah menjadi momok bagi para pecinta ikan hias. Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini bahkan bisa menyebabkan kematian. 

Sesuai dengan namanya, sinking disease adalah gangguan daya apung ikan (buoyancy disorder) yang biasanya menyerang ikan koi berukuran besar. Gejala ini biasanya ditunjukan ketika ikan tenggelam di dasar kolam dan kesulitan untuk berenang naik ke permukaan.

Sebenarnya, ada dua macam gangguan daya apung yang bisa terjadi pada ikan, yaitu positive buoyancy dan juga negative buoyancy

Gejala negative buoyancy ditunjukan ketika ikan “parkir” terus menerus di dasar kolam dan kesulitan berenang naik ke permukaan. Sebaliknya, gejala positive buoyancy ditunjukan ketika ikan terus menerus mengapung di dekat permukaan air dan kesulitan berenang ke dasar kolam. 

Apa saja sih penyebab sinking disease pada ikan koi? Yuk simak pembahasannya di bawah ini.

1. Dislokasi Gelembung Renang

Ikan koi yang normal memiliki sepasang gelembung renang (anterior dan posterior) yang posisinya berada di tengah-tengah tubuh. 

Dalam beberapa kasus sinking disease, gelembung renang ini mengalami perpindahan lokasi (dislokasi) dan membuat ikan koi kesulitan untuk mengapung serta berenang dengan normal.

Dislokasi disebabkan oleh dua hal. Pertama, jumlah gonad atau telur yang berlimpah dapat menekan gelembung renang.

Yang kedua, adanya kista atau tumor yang memenuhi rongga perut ikan dan menekan gelembung renang.

Jika dislokasi disebabkan oleh jumlah telur yang overload, maka perlu dilakukan proses “buang telur” yang bisa dilakukan lewat pemijahan ataupun injeksi hormon. 

Sedangkan, jika dislokasi disebabkan oleh kista ataupun tumor, maka perlu dilakukan tindakan operasi untuk mengangkat kedua benjolan ini.

Pada gambar di sebelah kiri (A); keberadaan telur dalam jumlah banyak menyebabkan gelembung renang tertekan ke satu sisi dan posisinya tidak seimbang. Hal ini menyebbabkan ikan cenderung parkir dan berenang secara tidak normal. Pada gambar di sebelah kanan (B); terdapat kista berisi cairan di dekat gelembung renang

Sumber: Dokumentasi pribadi

2. Akumulasi Cairan

Pada koi normal, mereka memiliki gelembung renang yang terisi penuh oleh udara. Hal ini membuat ikan koi bisa mengapung dan berenang dengan normal.

Jika terdapat akumulasi cairan dalam gelembung renang, ruang bagi udara akan berkurang yang mengakibatkan koi kesulitan untuk berenang ke permukaan. Akumulasi cairan dapat disebabkan oleh infeksi bakteri maupun peradangan dalam jangka panjang (kronis).

Untuk mengatasi akumulasi cairan, perlu dilakukan prosedur pungsi dan aspirasi gelembung renang menggunakan needle khusus. Needle ini harus memiliki diameter kecil serta ukuran yang jauh lebih panjang dari jarum suntik biasa.

Diameter yang kecil ini berguna untuk meminimalisir luka pada jaringan di sekitar luka tusukan jarum. Sedangkan ukuran yang panjang bisa memudahkan penetrasi needle dalam mencapai gelembung renang yang letaknya jauh di tengah-tengah rongga tubuh.

Biasanya, ada dua cairan yang dapat dikeluarkan dari gelembung perut ikan, yakni cairan kuning dan cairan bening tanpa warna. Dalam penelitian  Fish Veterinary Journal 2017 yang ditulis oleh William H.Wildgoose, cairan yang berhasil dikeluarkan dapat mengandung beberapa jenis bakteri seperti Aeromonas sp., Pseudomonas sp., dan Mycobacterium.

Infeksi bakteri ini bisa diobati dengan penggunaan antibiotik. Selain itu, antibiotik juga dapat mencegah adanya infeksi susulan yang disebabkan dari luka akibat pungsi dan luka yang biasanya terdapat di bagian bawah (ventral) ikan koi.

3. Ruptur

Selanjutnya, penyebab sinking disease ikan koi adalah ruptur pada gelombang renang. Ruptur adalah penyebab paling berbahaya karena dapat merenggut nyawa ikan koi.

Luka traumatik dari benturan koi dengan objek sekitar kolam dapat menjadi penyebab adanya ruptur atau kerusakan pada gelombang renang.

Selain itu, adanya infeksi ataupun akumulasi cairan yang parah juga dapat menjadi penyebab ruptur. Beberapa dokter hewan dari Amerika Serikat mulai mempertimbangkan opsi untuk mengganti gelembung renang yang rusak dengan gelembung renang prostetik.

Meski secara teori dapat dilakukan, namun belum ada langkah konkret tentang bagaimana teknik ini dilakukan. Selain itu, kemungkinan komplikasi yang muncul dari proses ini juga masih belum diketahui,

Kesimpulan dan Cara Mencegahnya

Tingkat kesembuhan sinking disease sangat tergolong rendah. Meski begitu, belum ditemukan kasus penyebaran penyakit ini ke ikan koi yang sehat.

Secara anatomis, koi termasuk ikan physostomous yang memiliki saluran pneumatik  Saluran ini  menghubungkan kerongkongan (esophagus) dengan gelembung renang. 

Dengan adanya saluran tersebut, ikan koi bisa tak sengaja menelan agen-agen patogen yang ada di air melalui esophagus. Setelah itu, agen-agen patogen itu kemudian masuk ke dalam gelembung renang lalu menginfeksi tubuh ikan koi.

Untuk mencegah hal ini terjadi, diperlukan manajemen pemeliharaan air yang baik. Nah, untuk itu kamu wajib mengikuti webinar Freshwater Fish Management & Medicine yang bakal diselenggarakan Sabtu, 27 Januari 2022 nanti.

Webinar ini akan membahas lengkap segalanya tentang manajaemen ikan hias air tawar, dari A sampai Z. Selain itu, jika kamu sedang menghadapi permasalahan sinking disease pada ikan koi, kamu bisa melakukan konsultasi online dengan dokter hewan di Hewania.

Ada banyak pilihan dokter hewan yang bisa kamu pilih. Tak hanya ketersediaan dokter hewan yang banyak, kamu juga bisa mengatur jadwal secara fleksibel.

Yuk daftarkan diri ke webinar Hewania dan konsultasikan keluhan hewan kesayanganmu ke dokter hewan sekarang!

Writer: Drh. Handi Putra Usman

Editor: Galih Primananda Mulyana

Leave a Reply

hewania
appstore
playstore
Hewania Head Office

PT Hewania Solusi Digital

Boulevard Elang Laut Blok D 50, Jl. Pantai Indah Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara 14470
+62 812 3000 9607
Anda Dokter Hewan?

Mari Berkolaborasi Mengedukasi Masyarakat Indonesia tentang Kesehatan Hewan!

Daftar Sekarang!