bt_bb_section_bottom_section_coverage_image

Kenalan dengan 12 Jenis Bangsa Kambing di Indonesia!

December 6, 2023by HEWANIA0

Hewanians pasti sudah tidak asing dengan kambing yang identik menjadi hewan kurban sembelihan. Mau tahu dan berkenalan lebih dengan bangsa kambing yang terdapat di Indonesia? Yuk sama-sama kita simak penjelasannya di bawah ini hewanians

Baca Juga: Ketahui Alasan Shedding pada Anjing!

 

Jenis Kambing yang Ada di Indonesia

Kambing merupakan ruminansia kecil yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai produk protein hewani yang diambil daging dan sapinya. Beternak kambing memiliki beberapa keuntungan salah satunya mudah pemeliharaannya karena kambing memiliki kemampuan beadaptasi yang baik serta biaya pemeliharaan yang tidak terlalu mahal. Nah berikut ini adalah beberapa jenis kambing asli Indonesia

 

 1. Kambing Kacang


Merupakan kambing tipe pedaging lokal Indonesia. Kambing ini memiliki daya adaptasi yang cukup tinggi terhadap kondisi alam setempat serta memiliki daya reproduksi yang sangat tinggi sehingga kambing ini banyak ditemukan di berbagai tempat.  Ciri-ciri kambing kacang ini adalah :
– Tubuh kambing relatif kecil dengan kepala ringan dan kecil.
– Telinganya tegak, berbulu lurus dan pendek dan umumnya memiliki warna bulu tunggal putih, hitam, coklat, atau kombinasi ketiganya.
– Kambing jantan maupun betinanya memiliki dua tanduk pendek.
– Berat badan jantan dewasa dapat mencapai 30 kg, dan betina dewasa mencapai 25 kg.
– Tinggi badan kambing jantannya 60 – 65 cm, sedangkan yang betina 56 cm.
– Memiliki bulu pendek pada seluruh tubuh, kecuali pada ekor dan dagu, pada kambing jantan juga tumbuh bulu panjang sepanjang garis leher, pundak dan punggung sampai ekor dan pantat.


 2. Kambing Etawa

Kambing Ettawa memiliki tipe dwifungsi yaitu selain sebagai penghasil daging, kambing tersebut juga sebagai kambing penghasil susu.
Kambing jenis ini didatangkan ke Indonesia dari India.
Ciri-cirinya adalah :
– Berbadan besar, memiliki tinggi gumba kambing jantan 90 cm hingga 127 cm dan yang betinanya mencapai 92 cm.
– Bobot badan jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina hanya mencapai 63 kg.
– Telinganya panjang dan terkulai ke bawah, dahi dan hidungnya cembung.
– Kambing jantan maupun betinanya bertanduk pendek.
– Kambing ini mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.

 

 3. Kambing Jawarandu
     

Kambing Jawarandu (Jawa Randu) memiliki nama lain Bligon, Gumbolo, Koplo dan Kacukan. Yang merupakan hasil persilangan dari kambing peranakan etawa dengan kambing kacang, namun sifat fisik kambing kacangnya yang lebih dominan. Kambing ini dapat menghas
ilkan susu sebanyak 1,5 liter per hari.

Ciri-ciri dari kambing jawarandu antara lain :
– Memiliki tubuh yang lebih kecil dari kambing ettawa, dengan bobot kambing jantan dewasa dapat lebih dari 40 kg, sedangkan betinanya dapat mencapai bobot 40 kg.
– Baik jantan maupun betina memiliki tanduk.
– Memiliki telinga lebar terbuka, panjang dan terkulai.
– Baik jantan maupun betinanya merupakan tipe pedaging dan penghasil susu.



 4. Kambing PE (Peranakan Etawa)

Kambing ini merupakan hasil persilangan antara kambing Etawa dengan kambing kacang atau yang biasa disebut kambing lokal, dengan tujuan supaya lebih mampu beradaptasi dengan kondisi di Indonesia. Kambing ini dikenal sebagai kambing PE (Peranakan Etawa), saat ini juga dianggap sebagai kambing lokal. Kambing PE berukuran hampir sama dengan Etawa namun lebih adaptif. Ciri-ciri tubuhnya berada diantara kambing Kacang dan Etawa.

Pada mulanya kambing ini tersebar di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa, dan saat ini hampir di seluruh Indonesia. Pejantannya mempunyai libido yang tinggi, sifat inilah yang membedakan dengan kambing Etawa.  Ciri-ciri kambing PE antara lain :
– Warna rambut belang hitam, putih, merah, coklat dan terkadang putih,
– Berbadan besar sebagaimana Etawa, bobot yang jantan bisa mencapai 91 kg, sedangkan betina mencapai 63 kg,
– Telinganya panjang, terkulai ke bawah, dan bergelambir cukup besar,
– Dahi dan hidungnya cembung.
– Kambing jantan maupun betinanya bertanduk kecil/pendek.
– Daerah bagian belakang paha, ekor dan dagu berbulu panjang
– Kambing PE mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari.

 5. Kambing Boer
   

Kambing ini berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi hewan ternak selama lebih dari 65 tahun. Kata “Boer” ini sendiri artinya petani. Kambing Boer merupakan kambing pedaging yang sesungguhnya karena pertumbuhannya sangat cepat. Kambing ini pada umur lima hingga enam bulan sudah dapat mencapai berat 35 – 45 kg, dengan rataan pertambahan berat tubuh antara 0,02 – 0,04 kg per hari. Keragaman ini tergantung pada banyaknya susu dari induk dan ransum pakan sehari-harinya. Kambing Boer jantan akan tumbuh dengan berat badan 120 – 150 kg pada saat dewasa (umur 2-3 tahun), sedangkan Betina dewasa (umur 2-3 tahun) akan mempunyai berat 80 – 90 kg. Boer betina maupun jantan keduanya bertanduk. Dibandingkan dengan kambing perah lokal, persentase daging pada karkas kambing Boer jauh lebih tinggi dan mencapai 40% – 50% dari berat tubuhnya

Kambing Boer dapat dikenali dengan mudah dari tubuhnya yang lebar, panjang, dalam, berbulu putih, berkaki pendek, berhidung cembung, bertelinga panjang menggantung, berkepala warna coklat kemerahan atau coklat muda hingga coklat tua. Beberapa kambing Boer memiliki garis putih ke bawah di wajahnya. Kulitnya berwarna coklat yang melindungi dirinya dari kanker kulit akibat sengatan sinar matahari langsung. Kambing ini sangat suka berjemur di siang hari.

Kambing Boer dapat hidup pada suhu lingkungan yang ekstrim, mulai dari suhu sangat dingin (-25 derajat celcius) hingga sangat panas (43 derajat celcius) dan mudah beradaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Tahan terhadap penyakit. Mereka dapat hidup di kawasan semak belukar, lereng gunung yang berbatu atau di padang rumput. Secara alamiah mereka adalah hewan yang suka meramban sehingga lebih menyukai daun-daunan, tanaman semak daripada rumput.

– Kambing Boer Jantan
Boer jantan bertubuh kokoh dan sangat kuat sekali, bagian pundaknya luas, dan bagian tubuh ke belakang dipenuhi dengan pantat yang berotot. Boer jantan dapat mengawini betina pada bulan apa saja sepanjang tahun. Bau badan mereka sangat tajam karena hal ini untuk memikat betina. Seekor pejantan dapat aktif mengawini betina mulai umur 7-8 bulan, tetapi disarankan agar satu pejantan tidak mengawini lebih dari 8 – 10 betina sampai pejantan itu berumur sekitar satu tahun. Boer jantan dewasa (2 – 3 tahun) dapat mengawini 30 – 40 betina. Disarankan agar semua pejantan dipisahkan dari betina pada umur 3 bulan agar tidak terjadi perkawinan yang tidak direncanakan. Seekor pejantan dapat mengawini selama 7 – 8 tahun.

– Kambing Boer Betina
Boer betina tumbuh seperti jantan, kambing ini sangat jinak. Kambing ini dapat dikawinkan pada umur 10 – 12 bulan, namun tergantung besar tubuhnya. Umur kebuntingan untuk kambing adalah 5 bulan dan mampu melahirkan anakan tiga kali dalam jangja waktu dua tahun. Betina yang berumur satu tahunan dapat menghasilkan 1 – 2 anak. Setelah melahirkan anak pertama, biasanya kambing ini akan beranak kembar dua, tiga, bahkan empat. Indukan boer menghasilkan susu dengan kandungan lemak yang sangat tinggi yang cukup untuk disusu anak-anaknya. Ketika anaknya berumur 2½ – 3½ bulan induknya mulai mengalami kering kandang. Boer betina mempunyai dua hingga empat puting, namun tidak semuanya menghasilkan susu. Sebagai ternak yang kawinnya tidak mengenal musim, Boer betina dapat dikawinkan kembali tiga bulan setelah melahirkan. Masa birahinya dapat dideteksi dari ekor yang bergerak-gerak cepat atau disebut “flagging”. Boer betina mampu menjadi induk selama 5 – 8 tahun. 

 6. Kambing Saanen
    

Kambing Saanen ini berasal dari lembah Saanen, di Swiss (Switzerland) bagian barat. Merupakan salah satu jenis kambing terbesar dan penghasil susu kambing yang terkenal di sana. Kambing Saanen ini berkembang di wilayah tropis karena kepekaannya terhadap sinar matahari. Oleh karena itu di Indonesia jenis kambing ini disilangkan lagi dengan jenis kambing lain yang lebih resisten dan adaptif terhadap cuaca tropis salah satunya dengan kambing peranakan etawa, namun tetap diberi nama kambing Saanen. Ciri-ciri kambing saanen ini antara lain :
– Memiliki bulu pendek berwarna putih atau krim dengan titik hitam di hidung, telinga dan di kelenjar susu.
– Memiliki hidung lurus dan muka segitiga.
– Telinganya tegak ke depan.
– Ekornya tipis dan pendek.
– Jantan dan betinanya bertanduk.
– Bobot badan dewasa 68-91 kg (Jantan) dan 36kg – 63kg (Betina), sedangkan tinggi ideal kambing ini 81 cm.
– Produksi susunya mencapai 740 kg/masa laktasi.

 7. Kambing Gembrong


Kambing Gembrong dapat ditemukan di daerah kawasan timur Pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem. Kambing ini seperti melihat anjing berbulu panjang dan lebat. Melihat ciri-ciri tubuhnya memang mirip kambing, tetapi bila melihat  yang lebat mirip anjing. Kambing gembrong ini dulunya merupakan persilangan antara kambing Kashmir dengan kambing Turki.

Ciri khas kambing Gembrong jantan berambut panjang lebat dan mengkilap, yang tumbuh mulai dari kepala hingga ekor. Bila dibiarkan, panjang rambutnya bisa mencapai 25—30 cm. Setiap 12—16 bulan sekali, rambutnya disarankan untuk dicukur. Jika tidak, rambut bagian kepala dapat menutupi mata dan telinga, sehingga akan mempersulit pada saat makan.

Sedangkan bentuk dan ukuran tubuh kambing betina mirip kambing kacang. Namun pada bagian bawah perut melebar. Kambing gembrong betina juga bertanduk, namun lebih pendek dan oval. Rambut panjang terdapat pada kambing jantan, sedangkan kambing Gembrong betina berbulu pendek berkisar 2-3 cm. Warna tubuh dominan kambing Gembrong pada umumnya putih sebagian berwarna coklat muda dan coklat. Pola warna tubuh kambing ini kebanyakan satu warna, sebagian lagi dua – sampai tiga warna. Tinggi kambing atau gumba 58 – 65 cm, bobot badan kambing dewasa 32-45 kg. Kambing jantan memiliki jumbai pada dahi yang terkadang menutup mata dan muka kambing.

 8. Kambing Boerawa dan Kambing Boerka


kambing ini hasil persilangan kedua jenis kambing Boer dan Peranakan Etawah. Kambing hasil persilangan ini mulai berkembang dan banyak jumlahnya di Propinsi Lampung, walaupun upaya persilangan antara kambing Boer dengan kambing lokal telah dilakukan di beberapa propinsi lainnya seperti Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan.

Kambing Boerka ini hasil persilangan antara kambing Boer jantan dengan kambing Kacang betina. Kambing hasil persilangan ini mulai berkembang dan banyak jumlahnya di Propinsi Lampung, walaupun upaya persilangan antara kambing Boer dengan kambing lokal telah dilakukan di beberapa propinsi lainnya seperti Sumatera Utara dan Jawa Timur.
 

 9. Kambing Muara

Kambing jenis ini dapat dijumpai di daerah Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara. Dari segi penampilannya kambing ini terlihat gagah, tubuhnya kompak dengan warna rambut yang bervariasi coklat kemerahan, putih dan ada juga yang berwarna hitam. Bobot kambing Muara ini lebih besar dari pada kambing Kacang. Kambing Muara ini bisa menghasilkan dua sampai empat anakan kambing dimana memiliki daya tahan hidup yang baik hingga dewasa.


 10. Kambing Kosta

Daerah persebaran kambing Kosta ada di sekitar Jakarta dan Propinsi Banten. Kambing ini mempunyai bentuk tubuh sedang, hidung rata namun terkadang ada yang melengkung, memiliki tanduk dan rambut yang pendek. Kambing ini dari persilangan kambing Kacang dan kambing Khasmir. Warna dari kambing Kosta ini adalah coklat tua, coklat muda, coklat merah, abu-abu sampai hitam. Namun pola warna tubuh pada umumnya terdiri dari 2 warna, dan bagian yang belang umumnya didominasi oleh warna putih.

Selama ini masyarakat hanya mengenal Kambing Kacang sebagai kambing asli Indonesia, namun karena bentuk dan performa Kambing Kosta menyerupai Kambing Kacang, sering sulit dibedakan antara Kambing Kosta dengan Kambing Kacang, padahal bila diamati secara seksama terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Salah satu ciri khas Kambing Kosta adalah terdapatnya motif garis yang sejajar pada bagian kiri dan kanan muka, selain itu terdapat pula ciri khas yang dimiliki oleh Kambing Kosta yaitu bulu rewos di bagian kaki belakang mirip bulu rewos pada Kambing Peranakan Ettawa (PE), namun tidak sepanjang bulu rewos pada Kambing PE dengan tekstur bulu yang agak tebal dan halus. Tubuh Kambing Kosta berbentuk besar ke arah bagian belakang tubuhnya sehingga cocok untuk dijadikan tipe pedaging.

 11. Kambing Marica

Kambing Marica adalah jenis Kambing Kacang yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, dan merupakan salah satu genotipe kambing asli Indonesia yang menurut laporan FAO sudah termasuk kategori langka dan hampir punah (endargement).

Populasi kambing Marica ini dapat dijumpai di sekitar Kabupaten Maros, Kabupaten Jeneponto, Kabupaten Sopeng dan daerah Makassar di Propinsi Sulawesi Selatan. Kambing Marica memiliki potensi genetik yang mampu beradaptasi baik di daerah agro-ekosistem lahan kering, dimana curah hujan sepanjang tahun sangat rendah. Kambing Marica dapat bertahan hidup pada musim kemarau walau hanya dengan memakan rumput-rumput kering di daerah tanah yang berbatu. Ciri yang paling khas pada kambing ini adalah telinganya tegak dan relatif kecil pendek dibanding dengan telinga kambing kacang. Serta tanduk pendek dan kecil serta kelihatan lincah dan agresif.


 12. Kambing Samosir 

Berdasarkan sejarahnya kambing Samosir ini dipelihara oleh penduduk setempat secara turun temurun di Pulau Samosir, di tengah Danau Toba, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Kambing Samosir pada mulanya digunakan untuk upacara persembahan pada acara keagamaan salah satu aliran kepercayaan aninisme (Parmalim) oleh penduduk setempat. Kambing yang dipersembahkan ini harus yang berwama putih, maka secara alami penduduk setempat sudah selektif untuk memelihara kambing mereka mengutamakan yang berwarna putih. Kambing Samosir ini bisa menyesuaikan diri dengan kondisi ekosistem lahan kering yang berbatu, terutama pada musim kemarau yang biasanya rumput sangat sulit didapatkan. Kambing ini dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik pada kondisi pulau Samosir yang memiliki topografi berbukit.

Tubuh kambing dewasanya yaitu bobot badan betina 26 – 32 kg; panjang badan 57 – 63 cm; tinggi pundak 50 – 56 cm; tinggi pinggul 53 – 59 cm; dalam dada 28 – 33 cm dan lebar dada 17 – 20 cm.

Berdasarkan ukuran morfologik tubuh, bahwa kambing spesifik lokal Samosir ini hampir sama dengan kambing Kacang yang ada di Sumatera Utara, yang membedakannya terhadap kambing Kacang yaitu penotipe warna tubuh yang dominan putih dengan hasil observasi 39,18% warna tubuh putih dan 60,82% warna tubuh belang putih hitam. Pemberian nama kambing Samosir pada saat ini masih secara lokal dan dikenal dengan nama Kambing Putih atau Kambing Batak.

 

Dari penjelasan artikel di atas, ternyata jenis kambing yang ada di Indonesia itu beragam dan banyak ya hewanians. Nah jika kamu masih bingung, kamu bisa diskusikan dengan mitra dokter hewan di aplikasi Hewania yang siap sedia membantu kamu. Kamu juga bisa konsultasi melalui Website Hewania!  Hewania Hewan Sehat dan Ceria 💛

Writer: drh. Diba Mahargia

Leave a Reply

hewania
appstore
playstore
Hewania Head Office

PT Hewania Solusi Digital

Boulevard Elang Laut Blok D 50, Jl. Pantai Indah Selatan, Penjaringan, Jakarta Utara 14470
+62 812 3000 9607
Anda Dokter Hewan?

Mari Berkolaborasi Mengedukasi Masyarakat Indonesia tentang Kesehatan Hewan!

Daftar Sekarang!